bakabar.com, MARABAHAN – Setelah andil menyokong stok beras Kalimantan Selatan, Barito Kuala juga menargetkan menjadi sentra bawang merah.
Kesiapan itu diperlihatkan melalui panen raya bawang merah di lahan Kelompok Tani Taruna Tani Pemuda Jaya di Desa Waringin Kencana, Kecamatan Wanaraya, Selasa (09/07/2019).
Dari 3 hektar lahan dan dengan sistem ubinan, panen tersebut menghasilkan 50 ton per hektar atau 5,5 kilogram per 1 meter bawang basah. Sedangkan dalam kondisi kering, diperoleh 20 ton per hektar.
Baca Juga: Aplikasi Ajaib Hadirkan Inovasi Baru Berinvestasi
“Dengan rata-rata 15 ton per hektar, sekarang Batola sudah melebihi produksi rata-rata bawang Kalsel seberat 12 ton per hektar,” papar Ir Murniati MP, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Distan TPH) Batola.
Batola juga tidak perlu khawatir dengan bibit, karena sudah memiliki sentra pembibitan di Desa Danau Karya. Dengan luas 1 hektar, diproduksi sekitar 15 ton bawang kering.
“Dengan pembibitan sendiri, petani tak perlu khawatir kekurangan benih. Sebelumnya harga benih terbilang mahal, karena harus didatangkan dari luar. Itupun belum termasuk kerusakan akibat terlalu lama di kapal,” beber Murniati.
“Diawali sejak 2018 dengan luas 1 hektar, produksi bawang merah selalu memuaskan. Kemudian terus dikembangkan hingga mencapai 9 hektar. Hasilnya Batola sudah menjadi sentra benih bawang merah,” sambungnya.
Nilai bawang merah cukup menjanjikan, karena berharga cukup tinggi di pasaran. Proses menanam hingga panen juga tidak terlalu lama, karena hanya membutuhkan dua bulan.
“Situasi ini seharusnya memotivasi petani untuk terus menanam dan menjadikan Batola sebagai sentra bawang merah,” sahut Bupati Batola, Hj Noormiliyani AS, seusai meninjau panen raya di Waringin Kencana.
“Ke depan tak cuma bawang merah, petani juga harus mencoba menanam cabe atau bawang putih. Artinya tak hanya bawang merah, Batola bisa menjadi sentra holtikultura Kalsel,” tegasnya.
Lahan yang digarap Kelompok Tani Taruna Tani Pemuda Jaya itu sendiri merupakan eks ladang karet. Namun akibat dilalap api, lahan tersebut sempat menganggur, sebelum kemudian ditanami bawang.
Baca Juga: Lagi, Rupiah Terkoreksi Seiring Melemahnya Ekspektasi Suku Bunga the Fed
“Distan TPH Batola kemudian memotivasi penanaman bawang merah melalui bantuan benih, pupuk dan pelatihan. Hasilnya cukup bagus dan kami berencana memperluas lahan,” beber Rahmat Effendi, Ketua Kelompok Tani Taruna Tani Pemuda Jaya.
“Kendala utama bawang merah adalah curah hujan tinggi. Kalau terlalu lembab, batang bisa diserang hama moler. Kami biasa menyebutnya hama inul, karena membuat batang menguning dan berkelok-kelok,” tandasnya.
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini