News

Produk Kreatif yang 'Ngangenin' dari Pelaku Ekraf

Ekonomi kreatif merupakan salah satu penopang kemajuan ekonomi masyarakat Kota Banjarmasin.

Featured-Image
Wakil Wali kota Banjarmasin Arifin Noor pada pembukaan Rapat Koordinasi 11 SKPD dengan Komite ekonomi kreatif Kota Banjarmasin, Selasa (28/5) di ruang rapat Wakil Wali Kota Banjarmasin, Balai Kota Banjarmasin. Foto-Humas

bakabar.com, BANJARMASIN - Ekonomi kreatif merupakan salah satu penopang kemajuan ekonomi masyarakat Kota Banjarmasin.

"Bagaimana ekonomi kreatif bisa menghasilkan produk yang 'ngangenin," ujar Wakil Wali kota Banjarmasin Arifin Noor pada pembukaan Rapat Koordinasi 11 SKPD dengan Komite ekonomi kreatif Kota Banjarmasin, Selasa (28/5) di ruang rapat Wakil Wali Kota Banjarmasin, Balai Kota Banjarmasin.

Menurut Wakil Wali Kota, potensi besar, karena sumberdaya alam (SDA) yaitu sungai yang banyak di Banjarmasin, kota berjuluk kota seribu sungai, tentu memiliki daya saing yang kuat, tidak semua kota memiliki potensi sungai.

"Kalau kita kreatif, wisata sungai, kuliner di pinggir sungai, bisa membuat orang kangen datang ke Banjarmasin," ucap Arifin.

Lebih lanjut katanya, meski SDA dari luar Banjarmasin kemudian diolah secara kreatif sehingga menjadi produk yg memiliki daya saing dengan nilai jual tinggi.
Arifin menyebutkan produk kreatif yang me 'ngangenin', orang selalu ingin ke Banjarmasin, ingat kuliner nya seperti lontong, soto dan bingka.

Menurutnya destinasi wisata yang unggul di Banjarmasin harus mudah di akses, infrastruktur yang nyaman, kebersihan yg di kelola, jadi menjadi sinergi, dinas kebudayaan, dinas PU dan dinas lingkungan hidup.

Rapat Koordinasi 11 SKPD dengan Komite ekonomi kreatif Kota Banjarmasin. Foto: Humas
Rapat Koordinasi 11 SKPD dengan Komite ekonomi kreatif Kota Banjarmasin. Foto: Humas

Tentu saja Banjarmasin potensial untuk pengembangan 17 sub sektor ekonomi kreatif. "Kalau memerlukan pendidikan atau pelatihan lakukan,'' ujar Arifin

Seperti kuliner sebagai salah satu potensial di Banjarmasin, menurut Arifin perlu belajar dari banyak kuliner prancise dari luar, bagaimana kemasan, desain tempat nongkrong dengan arsitektur yang kreatif. "Ketika kita bayar, bisa lebih mahal, karena cita rasa, tempat nya nyaman," tukas nya.

Sementara menurut Kepala Dinas Budaya Pemuda, olahraga dan Pariwisata (Bubporapar) Kota Banjarmasin Puryanie, 11 SKPD terkait dengan pengembangan ekraf di kota Banjarmasin, namun sinkronisasi belum maksimal, apa kaitan 11 SKPD dengan Komite Ekraf Kota Banjarmasin.

"Kita bangun komitmen untuk mendorong kemajuan ekonomi kreatif, di Banjarmasin," kata Puryanie.

Pada pertemuan tersebut hadir ketua Komite ekonomi kreatif (Ekraf) Kota Banjarmasin Farid Fathurrahman bersama para Anggota.

Hadir juga pembina Komite Ekraf Kota Banjarmasin Prof Yunani. Ketua Komite memaparkan data makro Ekraf di Banjarmasin, perkembangan ekonomi Kreatif di Banjarmasin.

Komite Ekraf Kota Banjarmasin beranggotakan para pelaku Ekraf, akademisi yang fokus di isu isu Ekraf. Dalam melakukan pengembangan ekraf berkolaborasi dengan 11 SKPD di kota Banjarmasin.

Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Mikro dan Tenaga Kerja, Dinas Perdagangan & Perindustrian, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan, Dinas Sosial, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian & Pengembangan.

Berbagai program di SKPD ini bisa saja terkait dengan 17 sub sektor ekonomi kreatif seperti pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, kuliner, film, animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.

Editor


Komentar
Banner
Banner