Kalsel

Pro Kontra Gowes di Tengah Pandemi, Bang Dhin Buka Suara

apahabar.com, BANJARBARU – Gowes menggeliat di tengah pandemi. Sayang hal itu menimbulkan pro dan kontra. Sebagian…

Featured-Image
Gowes di tengah pandemi Covid-19 jadi gaya hidup untuk menjaga kebugaran. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU - Gowes menggeliat di tengah pandemi. Sayang hal itu menimbulkan pro dan kontra.

Sebagian orang menganggap bersepeda hal baik guna meningkatkan imun agar terhindar dari Covid-19. Namun menurut sebagian lainnya dapat membahayakan diri pesepeda itu sendiri.

Pasalnya, banyak ditemukan pesepeda yang menggunakan jalur kendaraan umum, dan tidak menggunakan atribut keamanan lengkap bersepeda.

“Banyak pesepeda yang menggunakan jalur kendaraan mobil dan motor, sekarang saya kalau di jalan kadang beriringan dengan pesepeda, kan itu membahayakan,” ujar salah seorang pengguna kendaraan bermotor, Jaka kepada bakabar.com, Senin (29/6) sore.

Bahkan katanya, tak sedikit pesepeda yang dilihatnya tidak menerapkan protokol Covid-19. “Mereka sering ngumpul pinggir jalan, ga pakai masker, ga ada sosial distancing,” ungkapnya.

Meski begitu, ia sendiri tak menampik jika bersepeda memang baik untuk kesehatan.

“Iya saya tau memang itu olahraga yang baik untuk kesehatan, tapi jangan juga bersepeda di tengah jalan umum yang rame-rame lagi, itu berbahaya. Apalagi kalau ga pakai helmnya,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu pesepeda, Eva Rizkiyana mengatakan untuk jangan melihat olahraga bersepeda saat ini dengan sebelah mata. Banyak hal positif yang bisa dipetik ketimbang negatifnya.

“Kita gak menampik sih kalau saat ini banyak pesepeda baru yang rata-rata belum ngerti 'tata krama' saat bersepeda. Ngambil jalur tengah dan sesukanya, kadang juga sampai jejer dua sampai tiga orang sekali jalan kalau gowes bareng,” ucapnya kepada media ini.

Padahal, lanjut Eva kalau di jalan sikap seperti itu tidak cuma bahaya buat diri sendiri tetapi juga mengganggu kelancaran lalu lintas. “Belum lagi risiko ketabrak dan jatuh yang bakal bahaya kalau gak pakai atribut lengkap pas kita lagi melanggar aturan,” lanjutnya.

Menurut Eva, bersepeda boleh, tapi juga harus taat aturan lalu lintas, degan gunakan jalur kiri. Yang terpenting katanya gunakan pakaian yang tepat, misalnya celana dan baju dari bahan kaos atau jersey.

“Soalnya gak sedikit pesepeda yang saya liat justru pakai baju santai pas olahraga. Padahal selain gak nyaman, itu juga bakal membatasi gerakan, yang akhirnya juga bahaya pas di jalan karena kita jadi gak luwes,” jelasnya.

Namun, diluar dari pesepeda yang kurang taat aturan mengenai jalurnya. Pengendara motor juga sering mengambil jalur pesepeda bahkan menjadikan jalur pesepeda sebagai tempat parkir. Untuk itu kesadaran diri masing masing adalah kuncinya.

Terkait pro kontra ini, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin buka suara. Menurutnya bersepeda di tengah pandemi Covid-19 bukanlah hal negatif, dan tidak perlu dipermasalahkan.

“Bagus lagi jika pemerintah menyiapkan jalur khusus sepeda. Artinya kan ada wilayah yang tidak boleh ada yang boleh. Jadi ada jalur nya,” ucap pria yang akrab disapa bang Dhin ini.

Lebih lagi, katanya, jika olahraga bersepeda ini bekerjasama atau terkoneksi dengan pariwisata dengan dibuatkan rute jelas. “Ini olahraga yang positif saja, karena bagus untuk kesehatan, asal jaga jarak, dan bermasker,” pungkasnya.

Editor: Syarif



Komentar
Banner
Banner