bakabar.com, DENPASAR – Misi penyelamatan Barito Putera dari ancaman degradasi Liga 1 dimulai. Dibuka dengan meladeni Arema FC di Stadion Kompyang Sujana, Sabtu (5/3).
Tersisa 6 pertandingan lagi di BRI Liga 1 musim 2021/2022. Semua partai berarti krusial, mengingat Barito Putera masih jauh dari kata aman.
Menempati peringkat 15 klasemen sementara dengan 27 poin, Laskar Antasari setidaknya harus memenangi 5 pertandingan lagi, tanpa mempedulikan hasil yang diperoleh Persipura Jayapura dan Persela Lamongan.
Dengan tambahan 15 poin, Rizky Rizaldi Pora cs akan meraih total 42 poin. Ini merupakan total poin yang diperoleh Tira Persikabo untuk bertahan di Liga 1 2019, atau tepatnya di peringkat 15 klasemen akhir.
Tidak cuma sekali, karena Persikabo juga mengemas 42 poin untuk menduduki peringkat 15 di klasemen akhir Liga 1 2018.
Oleh karena sudah terbukti lebih dari sekali, 42 poin pun dianggap sebagai syarat psikologis untuk bertahan di Liga 1.
“Saya berharap di sisa pertandingan, kami fokus untuk benar-benar bisa mencuri poin. Tentu ini bukan target yang mudah,” cetus Rahmad Darmawan, pelatih Barito Putera.
“Kalau dilakukan bersama-sama dan penuh keyakinan, saya percaya tidak satu pun yang tidak mungkin,” sambung mantan pelatih Madura United ini.
Masalahnya Arema bukan lawan kaleng-kaleng. Singo Edan menempati peringkat ketiga klasemen sementara dan masih bersaing untuk gelar juara.
Dengan Bali United di posisi puncak, Arema tertinggal 5 poin. Artinya kemenangan atas Barito tak cuma merapatkan jarak, tapi juga memberi tekanan psikologis kepada lawan.
Namun demikian, Arema bukan tanpa cela. Faktanya skuat asuhan Eduardo Almeida ini sudah melewati 2 pertandingan dengan kekalahan. Mereka masing-masing dikalahkan Persebaya Surabaya dan Persik Kediri dengan skor 0-1.
Kemudian Arema juga tak bisa memainkan Diego Michiels dan Sandi Sute. Kedua pemain bertahan ini terkendala akumulasi kartu kuning.
Ditambah Kushedya Hari Yudo dan Hamzah Titofani yang tidak fit, setelah mengalami masalah cedera dalam pertandingan melawan Persebaya.
Bedanya Yudo mengalami cedera dalam sesi pemanasan, sedangkan Tito harus menepi ketika pertandingan berlangsung.