Tak Berkategori

PPKM Dikritik Habis Gerakan Kaos Hitam: Dari Bantuan Sampai Capaian Vaksinasi

apahabar.com, BANJARBARU – Komunitas Gerakan Kaos Hitam kembali menggelar kegiatan Pasar Gratis di Jalan Trikora berdekatan…

Featured-Image
Suasana pasar gratis di Jalan Trikora dekat Masjid Agung Al Munawarah Banjarbaru, Kamis (23/9) siang. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARBARU – Komunitas Gerakan Kaos Hitam kembali menggelar kegiatan Pasar Gratis di Jalan Trikora berdekatan Masjid Agung Al Munawarah Banjarbaru, Kamis (23/9).

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Komunitas Gerakan Kaos Hitam, Wira Surya Wibawa mengkritik habis-habisan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang pemerintah.

Menurutnya, perpanjangan pembatasan yang terus-menerus dilakukan justru akan menambah penderitaan masyarakat.

"Aksi ini sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah yang memperpanjang PPKM untuk kesekian kalinya," ujarnya.

Bung Wira-sapaan akrabnya, menilai perpanjangan PPKM semakin menambah penderitaan masyarakat.

"Dari sini bisa disimpulkan pemerintah gagal menanggulangi masalah corona hingga terjadi PPKM lagi," singgungnya.

Sebab menurutnya, pemerintah seakan hanya ingin menerapkan kebijakan pembatasan tanpa memikirkan bantuan kepada masyarakat.

Hal ini berdampak terhadap angka kemiskinan. Terlebih, mereka para pedagang yang harus gulung tikar.

Ia pun berharap ada kelonggaran setidaknya dalam hal pajak, listrik, dan air yang bisa disubsidi untuk mengurangi beban masyarakat terdampak PPKM.

"Ditunggu bantuan nyata pemerintah terhadap bantuan subsidi listrik dan air, pengurangan bayar pajak. Kami tunggu sebagai suara masyarakat kecil," tegas Wira.

Selain itu, lanjut dia, PPKM level 4 di Kalsel masih disandang Banjarmasin dan Banjarbaru. Dari indikator terbaru pemerintah, angka capaian vaksinasi yang masih rendah dinilai sebagai alasan.

"Ini seharusnya yang jadi perhatian, harus dicari cukong-cukong penimbun vaksin," tegasnya.

Belum sampai di situ, Wira juga banyaknya kantor-kantor pemerintah yang hanya menyediakan tandon. Padahal nyatanya tandon tersebut tak berisi air, sabun cuci tangannya pun juga kosong.

"Pemerintah gencar menggaungkan soal protokol kesehatan untuk diterapkan, tapi tak memperhatikan hal-hal seperti itu," ujarnya.

img



Komentar
Banner
Banner