Kalsel

Potensi Covid-19 Pasca-lebaran, Mobilitas Warga Padati Mall dan Pasar Banjarmasin

apahabar.com, BANJARMASIN – Usai libur lebaran, aktivitas masyarakat Banjarmasin kembali padat. Bahkan, mobilitas warga memadati pusat…

Featured-Image
Suasana pasar di Banjarmasin sebelum Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah. Foto-Bahaudin Qusairi/apahabar.com.

bakabar.com, BANJARMASIN – Usai libur lebaran, aktivitas masyarakat Banjarmasin kembali padat.

Bahkan, mobilitas warga memadati pusat perbelanjaan Mall dan pasar tradisional di Banjarmasin memicu kekhawatiran terhadap penularan Covid-19.

Anggota Tim Pakar Covid-19 dari ULM, Hidayatullah Muttaqin menilai tren mobilitas pasca-lebaran, termasuk belanja di apotik, cenderung tinggi dan lebih besar dari kondisi menjelang lebaran.

"Situasi ini riskan akan terjadinya penularan, khususnya di pasar tradisional dengan kecenderungan tingkat kepadatannya tinggi," ujarnya, Senin (31/5/2021).

Menurutnya lonjakan mobilitas tersebut terjadi setelah berakhirnya larangan atau arus balik mudik pada 17 Mei dan dimulainya hari kerja.

Ada kemungkinan peningkatan mobilitas ke pusat perbelanjaan tersebut juga didorong mobilitas penduduk dari daerah ke Banjarmasin dan Banjarbaru untuk rekreasi dan berbelanja.

Situasi ini menurut dia dapat memicu penularan Covid-19, jika arus masuk pengunjung ke dalam mall tidak disertai sederet langkah yang tepat.

Misalnya lanjut Hidayatullah, skrining yang ketat, tidak memperhitungkan tingkat keterisian mall, tidak dilakukan control ketat pemakaian masker dan jaga jarak di dalam mall.

"Kondisi yang sangat riskan di dalam mall adalah kegiatan makan dan minum di restoran dan kafe. Sangat dianjurkan agar diterapkan aturan tidak makan di tempat, tetapi take away saja," bebernya.

Ia menyarankan bahwa pemerintah pusat dan daerah sudah semestinya merancang digitalisasi pasar tradisional untuk mengurangi tingkat kepadatan.

Saran ini sekaligus untuk memfasilitasi kebutuhan ibu-ibu rumah tangga berbelanja serta menjaga ekonomi pedagang dari disrupsi teknologi dan disrupsi pandemi.



Komentar
Banner
Banner