bakabar.com BANJARBARU– Mayoritas pedagang Pasar Bauntung Banjarbaru menyatakan menolak direlokasi. Sebelummnya, Pemkot Banjarbaru kukuh tetap akan menjalankan relokasi.
“Kami sangat keberatan jika benar akan direlokasi ke tempat baru. Ada kekhawatiran nanti di sana jualan kami tidak laku,” ungkap Maseri salah seorang pedagang sandal.
Hal senada dirasakan pedagang sembako lainnya. Kadung berjualan lama di sana, Zainal enggan untuk direlokasi.
Ia merasa berat jika relokasi benar-benar terjadi mengingat lokasi Jalan RO Ulin terlampau pinggiran.
“Dagangan bakal sepi. Belum tentu orang mau ke sana,” kata dia.
Lain lagi dengan Nasir. Pedagang buah sembako ini berusaha berprasangka baik terhadap pemerintah akan relokasi itu.
Nasir berharap adanya kebijakan rekayasa lalu lintas jika relokasi terealisasi.
“[Rekayasa lalu lintas] Agar semuanya bisa melewati Jalan RO Ulin, pasti bisa ramai pasar yang baru,” ujarnya.
Ya, Rencana Program Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RPJMPD) Kota Banjarbaru 2016-2021, memaksa pemerintah merelokasi pedagang di Pasar Bauntung.
Sejurus kemudian, pro kontra mengiringi wacana relokasi ke Stadion Mini Haji Idak Jalan Ro Ulin, Loktabat Selatan. Wacana bergulir sejak 3 tahun lalu.
Pada Kamis 29 November, sosialisasi secara terbuka coba dilakukan di gedung Bina Satria, usai skema pendanaan disetujui oleh legislatif. Sosialisasi perdana itu dipimpin langsung Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani, berakhir dengan penolakan oleh pedagang. Alhasil pertemuan antara Pemkot Banjarbaru dengan pedagang tidak menemui titik tengah.
Mayoritas mereka yang hadir tak sepakat wacana relokasi itu menolak, bahkan menyoraki wali kota. “Ketika kami melarang berjualan di pinggir jalan itu kami melindungi,” begitu kata Nadjmi.
Nadjmi mengakui jika pihaknya tak hanya melarang, namun juga mendorong pedagang kaki lima yang acap kali ditemukan berjualan di tepi jalan untuk berjualan di dalam pasar.
Berdasar pengukuran Dinas Perdagangan Banjarbaru, luas pasar Bauntung hanya 1,5 hektar. Oleh pedagang, luasan itu dinilai terlalu sempit untuk berdagang. Lantaran berada di tengah kota, versi pemerintah pasar ini sulit untuk ditata, apalagi dikembangkan. Ancaman serius lainnya juga muncul: menjamurnya pedagang kaki lima.
Masalah tata ruang, ketertiban, serta parkir hanya segelintir masalah.Dalam pertemuan, Nadjmi berjanji siap menyediakan pasar yang lebih tertata, rapi, dan nyaman di Stadion Mini Haji Idak Jalan Ro Ulin, kawasan Loktabat Selatan.
Adapun pasca relokasi nantinya juga digunakan untuk kepentingan publik: pembangunan convention center di Kota Banjarbaru. Pantauan media ini, meskipun moratorium izin ritel modern diterbitkan, Banjarbaru diketahui belum satupun memiliki pusat perbelanjaan modern setara mal.
Berita terkait:Tingkatkan Perekonomian, Pemerintah Banjarbaru Relokasi PasarBauntung
Reporter: Zepy Al AyubiEditor: Fariz Fadhillah