Kalsel

Podcast Baruchaw Bedah Tanda-tanda Bunuh Diri: Delapan 8 Cara Memperbaiki Mood Putus Asa

apahabar.com, BANJARMASIN – Podcast apahabar.com kembali hadir. Dipandu Pimpinan Umum apahabar.com Budi Ismanto, dua psikolog, Rika…

Featured-Image
Ahli Kesehatan Mental, Rika Kisnarini (kiri), Melinda Bahri Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) Indonesia Kalsel (kanan) dan presenter Podcast Barucaw Budi ‘Engot’ Ismanto. Foto-Rizal Khalqi

bakabar.com, BANJARMASIN - Podcast bakabar.com kembali hadir. Dipandu Pimpinan Umum bakabar.com Budi Ismanto, dua psikolog, Rika Kisnarini dan Ketua Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK) Indonesia Kalsel Melinda Bahri, membedah tanda-tanda bunuh diri.

Pastinya podcast kali ini juga wajib disimak, sebab ada solusi untuk memecahkan permasalahan mati konyol akibat bunuh diri.

Melinda Bahri mengatakan salah satu yang memungkinkan orang untuk bunuh diri ialah kehilangan tempat bernaung, seperti orang tersayang.

"Beberapa kasus adalah kehilangan tempat bergantung. Di masa pandemi banyak orang yang kehilangan keluarga. Ada satu dua yang sampai memiliki ide untuk bunuh diri karena kehilangan anggota keluarga," ungkap Melinda saat Podcast Baruchaw bakabar.com.

Menurut Melinda hal itu mulanya karena perasaan putus asa perasaan yang ditandai dengan kurangnya harapan, optimisme, dan gairah.

Seseorang yang mengalami kondisi ini seringkali tidak memiliki harapan dalam hidup, atau sudah menyerah dengan keyakinannya untuk berubah menjadi lebih baik atau sukses di masa depan.

Emosi ini dapat memengaruhi cara seseorang memandang diri sendiri, orang lain, atau bahkan dunia.

“Ini pun bisa berpengaruh signifikan pada perilakunya karena berpandangan negatif,” sambungnya.

Ia mencontohkan saat seseorang merasa putus asa dan berpikir tidak punya masa depan. Orang itu enggan untuk melakukan apapun yang bisa keluar dari kondisinya tersebut. Dia percaya bahwa tidak ada orang lain yang bisa membantu.

Ia pun kehilangan minat pada objek, aktivitas, peristiwa, atau orang penting di sekitarnya.

Berbanding terbalik, jika seseorang menemukan jalan menuju masa depan yang cerah, di awali harapan mulai tumbuh dan berkembang. Hingga berupaya untuk mencapai masa depan itu.

Nah pada kondisi keputusasaan ini, seseorang akan sulit merasakan kebahagiaan dan cinta, serta tidak dapat membuat keputusan dengan baik.

Namun, hal yang paling parah, kondisi ini dapat mengganggu kesehatan fisik dan kehidupan Anda secara keseluruhan.

Bagaimana cara mengatasi putus asa?

Jika merasa putus asa, jangan biarkan perasaan tersebut melemahkan Anda. Harus segera bangkit dan bangun kembali kekuatan untuk menangkalnya.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi rasa putus asa:

1. Tenangkan pikiran

Coba untuk tenangkan pikiran, agar dapat berpikir lebih jernih. Dengan dengan bicara pada diri sendiri tentang perasaan, misalnya, katakan pada diri Anda bahwa Anda baik-baik saja dan bisa melewati situasi ini.

2. Akui dan pahami perasaan Anda

Sangat penting untuk mengakui perasaan putus asa yang dirasakan, itu supaya dapat berdamai dengan diri sendiri.

“Pun perlu paham bahwa putus asa itu merupakan perasaan yang bisa dialami oleh siapapun, dan masih akan ada harapan ke depannya,” katanya.

3. Hindari hal-hal yang memperumit keadaan

Setelah diri lebih tenang, hindari pula hal-hal yang justru membuat kondisi semakin parah. Berikan kesempatan untuk sekadar jalan-jalan ke luar rumah atau mengobrol dengan kerabat yang percaya untuk melupakan hal-hal yang membuat Anda putus asa.

Selain itu, perlu menghindari dan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif yang semakin membuat putus harapan.

Misalnya, jangan katakan pada diri sendiri bahwa "tidak ada lagi harapan" atau meramalkan hal buruk apa yang akan terjadi pada masa depan. Pemikiran seperti inilah yang justru membuat Anda semakin terpuruk dan sulit untuk terlepas dari rasa keputusasaan.

4. Jangan membanding-bandingkan

Jangan pula membanding-bandingkan situasi saat ini dengan yang lalu atau dengan orang lain. Membanding-bandingkan justru hanya akan membuat sengsara dan membuat semakin sulit untuk mendapat kebahagiaan.

5. Berkumpul dengan orang yang positif

Ada yang menyebut bahwa harapan bisa dipinjam atau ditularkan. Mungkin ini benar adanya. Bila Anda sedang merasa putus asa, berkumpullah dengan orang-orang positif yang dipenuhi dengan harapan agar Anda bisa meningkatkan motivasi diri Anda. Sebaliknya, bergaul dengan orang-orang yang juga putus asa justru akan membuat keputusasaan Anda semakin besar.

6. Bersyukur dengan apa yang Anda miliki

Jangan lupa untuk selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki agar lebih menghargai hidup. Bila perlu tulis apa saja kenikmatan yang pernah diperoleh dan syukurilah, meski itu hanya hal kecil sekalipun.

7. Bicarakan perasaan Anda dengan teman

Tidak hanya bergaul dengan orang-orang positif, bisa pula menceritakan perasaan yang sedang dialami pada orang tersebut. Pilih teman atau anggota keluarga yang dapat dipercaya, tidak pernah menghakimi dan selalu mendukung.

8. Bantuan profesional atau psikoterapi

Jika cara-cara di atas tidak membuat lebih baik, bisa mencari bantuan profesional. Segera hubungi ahli kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk membantu mengatasi keputusasaan Anda.

Seorang ahli kesehatan mental akan membantu mengidentifikasi penyebab serta membantu Anda melewati kondisi tersebut. Anda mungkin perlu menjalani psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, yang menargetkan pikiran dan asumsi negatif pada pikiran Anda.

Komentar
Banner
Banner