bakabar.com, BANJARMASIN - Data Palang Merah Indonesia (PMI) Banjarmasin kena tangan usil atau hacker. Akibatnya, 700 ribu data warga bocor..
Kepala UDD PMI Banjarmasin, dr Aulia Ramadhan Supit, menjelaskan perilaku hacker tersebut sangat bahaya, terutama terkait data kependudukan.
“Hal yang dikhawatirkan dari kejadian ini adalah data-data, terutama nomor handphone dan Kartu Tanda Penduduk (KTP),” papar Ramadhan, Rabu (9/11).
Akibat aksi hacker tersebut, data warga menjadi campur aduk dan membuat program donor darah terhambat.
PMI Banjarmasin terpaksa melakukan pengecekan ulang kondisi darah pendonor, sebelum merek mendonorkan darah.
"Persoalan ini menambah beban pemeriksaan dan memakan biaya. Di sisi lain, kami belum mendapatkan bantuan dana dari Pemko Banjarmasin,” tutur Ramadhan.
Ramadhan menambahma ulahh acker tersebut tidak hanya terjadi di Banjarmasin, tetapi di banyak tempat di Indonesia.
"Namun data PMI Banjarmasin menjadi wilayah ketiga terbanyak yang menjadi korban hacker. Sekarang orang yang meretas sedang dilacak,” pungkas Ramadhan.