Pemkab Tabalong

Pipa di Tabalong Banyak Pecah, PDAM: Akibat Angkutan Berat dan Ulah Kontraktor Jalan

apahabar.com, TANJUNG – Dampak dari angkutan melebihi tonase khususnya trailer selain rusaknya jalan Tanjung-Pugaan juga berdampak…

Featured-Image
Petugas teknis PDAM Tabalong memperbaiki pipa pecah yang diduga karena dilewati angkutan berat. Foto-PDAM Tabalong for apahabar.com.

bakabar.com, TANJUNG – Dampak dari angkutan melebihi tonase khususnya trailer selain rusaknya jalan Tanjung-Pugaan juga berdampak pada pipa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tabalong.

Kepala Bagian Teknik PDAM Tabalong, Slamet Budi Santosa mengatakan, kerusakan pipa terjadi di sejumlah titik. Di antaranya, akibat mobil amblas di bahu jalan, seperti yang terjadi di depan pencucian mobil Mabuun.

Selain itu, terjadi kerusakan pipa di Selongan, 3 titik di Jangkung Kecamatan Tanjung.

“Pipa pecah juga terjadi di depan SDN Puain, di Kabuau Kecamatan Tanjung,” beber Slamet, Kamis (22/7).

Slamet bilang, pecahnya pipa itu juga karena mobil angkutan berat yang melintas kemudian menepi di bahu jalan.

“Karena pipa layanan berada di bawah tanah di bahu jalan yang kedalamannya hanya setengah meter, ditambah usianya sudah sepuluh tahunan, sehingga beban berat dari angkutan yang menepi itu membuat pipa pecah,” jelasnya.

Untuk memperbaikinya, tim teknisi PDAM Tabalong kewalahan karena mencari titik bocornya membutuhkan waktu 2 hingga 3 jam, belum lagi untuk memperbaikinya.

Pipa PDAM Tabalong sendiri berada di kanan kiri jalan. Untuk itulah Slamet berharap, angkutan berat supaya tidak terlalu menepi di bahu jalan.

“Hal itu bisa mengakibatkan kerusakan pipa yang mengganggu layanan air bersih ke pelanggan,” jelasnya.

Kepada pelanggan ia berharap pengertiannya, karena dalam perbaikan perlu waktu.

Selain kebocoran pipa karena angkutan berat, Slamet juga mengungkapkan pekerjaan kontraktor jalan juga bisa merusaknya. Seperti yang terjadi di Kelurahan Hikun, Kecamatan Tanjung.

Pelebaran jalan menggunakan alat berat banyak memutus pipa sambungan rumah pelanggan. Akibatnya air terbuang dan warga mengeluhkannya.

Pihaknya berharap, dalam setiap kegiatan hendaknya ada koordinasi sejak perencanaan.

“Sehingga kerusakan bisa diminimalisir, pelayanan kepada pelanggan tidak terganggu dan beban biaya bisa masuk dalam kontrak,” harap Slamet Budi Santosa.



Komentar
Banner
Banner