bakabar.com, BANJARMASIN - Sempat sulit dikenali, jasad perempuan dalam plastik dengan kondisi tangan terikat di pinggir Sungai Barito, Kalimantan Selatan, akhirnya terungkap. Ia berinisial YP (52).
Identitas YP sempat menjadi misterius, karena ditemukan dalam kondisi yang sudah sulit dikenali.
Untungnya polisi tetap dapat mengumpulkan data-data identitas via mambis dan handhale atau alat pemindai.
Baca Juga: Geger Jasad Perempuan Terbungkus Plastik di Sungai Barito
Pun ketika mayat masih diperiksa di ruang pemulasaran jenazah RS Ulin Banjarmasin, sejumlah warga datang untuk melakukan identifikasi.
Beberapa di antaranya adalah suami dan seorang putra korban, sembari membawa fotokopi KTP atas nama YP.
Meski sempat kesulitan mengenali, sejumlah data fisik akhirnya mengonfirmasi bahwa mayat tersebut adalah orang yang mereka cari.
Seusai identifikasi dan bukti-bukti yang diperlukan polisi telah beres, jasad YP kemudian dimakamkan oleh keluarga di Desa Pematang Panjang, Kabupaten Banjar.
Kepergian YP sendiri meninggalkan duka mendalam untuk keluarga. Terlebih kondisi korban ketika ditemukan sangat mengenaskan.
YP ditemukan tewas mengapung di sungai dalam keadaan setengah telanjang, terikat tali plastik, serta terbungkus plastik cover mobil.
Dengan nada suara bergetar, YM menceritakan sedikit kronologis sebelum YP saudaranya itu ditemukan meninggal di pinggir Sungai Barito tepatnya Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Barito Kuala (Batola), Jumat (16/12).
"Semua barang yang dikenakan kakak saya hilang. Memang kakak saya cukup modis, karena selalu memakai anting, gelang dan kalung emas," papar YM yang merupakan adik korban kepada bakabar.com.
YP dilaporkan meninggalkan rumah menjelang magrib, Rabu (14/12). Sebelum pergi menggunakan sepeda motor, ia berjanji membawakan kue terang bulan ketika pulang.
Informasi lain menyebutkan YP mengendarai sepeda motor tanpa helm. Hal yang mengasumsikan bahwa ia tidak pergi jauh.
Terbukti beberapa menit berselang, korban sempat mengabari sedang di jalan. Namun hingga tengah malam, YP tak kunjung sampai di rumah. Bahkan ponsel yang dibawa, tidak lagi bisa dikontak.
Sontak keluarga pun menghubungi beberapa orang yang diketahui merupakan teman dekat korban. Namun tak seorang pun mengetahui keberadaan YP.
"Walau sering keluar, kakak saya hampir selalu pulang sebelum pukul 22.00. Handphone yang dibawa pun tidak pernah mati," jelas YM.
Keluarga meyakini YP menjadi korban perampokan, lalu dibuang ke sungai setelah dibunuh. "Kami terus berkoordinasi dengan polisi agar pelaku segera ditangkap," tambahnya.
Sebelumnya Polres Batola yang menangani kasus tersebut menduga bahwa YP merupakan korban pembunuhan. Dugaan ini berkaca dari kondisi korban ketika ditemukan.
"Pelaku masih dilakukan penyelidikan. Sejumlah saksi-saksi yang terkait, sedang dan telah diperiksa," beber Kapolres Batola AKBP Diaz Sasongko.