bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan agar semua negara mendapat akses yang setara terhadap vaksin Covid-19.
Pidato perdana Jokowi di Sidang Umum PBB melalui rekaman video yang juga disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/9). Jokowi mulai berpidato sekitar pukul 06.35 WIB.
Dalam pidato perdananya pada sidang Majelis Umum PBB sejak menjabat sebagai presiden pada 2014, Jokowi mengatakan vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi.
“Kita harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan dengan harga terjangkau,” ujarnya dalam pidato yang berlangsung secara virtual seperti dilansir BBC.com
“No country should be left behind,” katanya dalam bahasa Inggris.
Ucapan Presiden Jokowi tersebut klop dengan pandangan pakar hubungan internasional yang menilai sidang Majelis Umum PBB merupakan momentum Indonesia untuk menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19, saat negara-negara miskin sedang dilanda kekhawatiran tak mendapat jatah vaksin tersebut.
Sementara, negara maju seperti Inggris bersama WHO dan lembaga internasional lainnya sedang menggodok rencana akses berkeadilan terhadap vaksin.
Selain menyerukan akses setara terhadap vaksin, Presiden Jokowi menyoroti rivalitas antarnegara saat pandemi.
“Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam. Kita seharusnya bersatu padu, selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antarnegara yang saling menguntungkan,” kata Jokowi.
Sebelumnya, dalam forum yang sama, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyalahkan China atas penyebaran virus corona.
“Kita harus meminta pertanggungjawaban negara yang melepaskan wabah ini ke dunia – China,” cetus Trump.
Di sisi lain, Presiden China, Xi Jinping, mengatakan negaranya “tidak punya niat memulai Perang Dingin dengan negara manapun”.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengutarakan kekhawatirannya jika rivalitas antarnegara terus terjadi saat pandemi masih melanda.
“Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi, maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna.”
Indonesia, menurutnya, akan memainkan peran sebagai “bridge builder” dan bagian dari solusi.
Sebelum Presiden Jokowi berpidato, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, Indonesia akan menyampaikan pesan penting, antara lain mengenai “memajukan kerja sama internasional dan solidaritas global bagi penanganan pandemi, baik di sektor kesehatan maupun dampak sosial-ekonomi dari pandemi tersebut”.
“Mendorong peningkatan kinerja, serta peran PBB kemudian menyerukan pentingnya seluruh negara terus memperkuat PBB dan multilateralisme,” sebut Menlu Retno dalam keterangan kepada media.
Retno menambahkan, pertemuan internasional yang dihelat 22-29 September 2020 akan menghasilkan deklarasi peringatan 75 tahun PBB.
Sejak terpilih menjadi orang nomor satu di Indonesia pada 2014 lalu, Jokowi selalu mendelegasikan sidang majelis umum PBB kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Melalui keterangan kepada media, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat momentum sidang umum PBB 2019 mengatakan agenda Presiden Jokowi sangat padat. Dia mengatakan, pekerjaan presiden cukup menyita waktu, “Jadi menugaskan Wapres,” katanya.(Bbc)
Editor: Aprianoor