bakabar.com, BANJARBARU – Indikator angka kesembuhan dan kasus aktif Covid-19 di Banjarbaru terbilang lebih jelek dari nasional dan Provinsi Kalsel.
Hal ini berdasarkan data perbandingan Covid-19 antara Kota Banjarbaru, Provinsi Kalsel dan Nasional posisi pada 20 Maret 2021.
Tercatat, angka kesembuhan di Banjarbaru lebih rendah yakni 79,97 persen atau di bawah Provinsi Kalsel 88,01 persen dan Nasional 88,25 persen.
Begitu pun angka kasus aktif di Banjarbaru lebih tinggi yakni 16,99 persen di atas Provinsi Kalsel 8,86 persen dan nasional 9,04 persen.
Sedangkan untuk angka fatalitas kasus, Banjarbaru memperoleh nilai 3,04 persen atau lebih jelek dari nasional 2,71 persen, namun lebih bagus ketimbang Provinsi Kalsel sebanyak 3,14 persen.
Jeleknya data perbandingan Covid-19 antara Kota Banjarbaru dengan Provinsi Kalsel dan Nasional ini dijelaskan Koordinator Surveilen Covid-19 Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Edi Sampana karena banyaknya tes yang dilakukan.
“Angka fatalitas kasus kemudian angka kesembuhan dan angka kasus aktif lebih jelek ini karena kita banyak melakukan tes. Karena saat ini Pemerintah menghendaki perbanyak tes, jika mengikuti WHO maka mereka menghendaki 1 per 1000 tes dalam satu pekan,” jelas Edi kepada bakabar.com Senin (22/3/2021).
Itu berarti, lanjut dia, jika Kota Banjarbaru dengan 270 ribu masyarakat, maka dalam 7 hari harus di tes paling sedikit 270 orang.
Banjarbaru yang mengikuti imbauan Pemerintah dengan memperbanyak tes maka kemungkinan didapati positif lebih tinggi. Kemudian dilanjutlan dengan tracking dan tracing.
“Aktifnya kita melakukan tes maka ditemukan banyak yang positif, kalau banyak yang positif berarti presentasi angka kesembuhan banyak jatuh, kalau banyak yang positif berarti angka kasus aktif tinggi. Jadi banyaknya ditemukan angka kasus positif ini karena banyak dilakukan tes,” rinci Edi.
Kemudian, katanya lagi, jika di suatu daerah didapati angka kasus aktif yang rendah, maka perlu dicek apakah sudah melakukan perbanyakan tes dengan perbandingan 1 per 1000 dalam sepekan.
Sebab jika sudah dilakukan dan hasilnya didapati positif di bawah 5 persen maka patut diacungi jempol.
“Karena jika di bawah 5 persen maka itu katanya sudah terkendali. Banjarbaru ini diatas itu, yang positif itu banyak dan dikatakan belum terkendali,” terangnya.
Edi juga mengungkapkan alasan tingginya angka kematian pengidap Covid-19 di Kota Idaman.
“Angka kematian di Banjarbaru tinggi, karena di Banjarbaru ada RS rujukan, itu berdampak pada angka kematian akibat Covid-19. Kita di Banjarbaru banyak melakukan tes pada orang yang meninggal diduga Covid-19,” pungkasnya.