Borneo Hits

Penobatan Sultan Banjar Kalimantan di Kraton Majapahit Jadi Magnet Budaya dan Persatuan

Sebuah peristiwa unik dan penuh makna budaya berlangsung megah di Kraton Majapahit Jakarta, Selasa (6/5). Sebab Pangeran Cevi Yusuf Isnendar Al-Banjari dinobatk

Featured-Image
Penobatan Sultan Banjar Kalimantan di Jakarta. Foto: Biro Adpim

bakabar.com, JAKARTA - Sebuah peristiwa unik dan penuh makna budaya berlangsung megah di Kraton Majapahit Jakarta, Selasa (6/5). Sebab Pangeran Cevi Yusuf Isnendar Al-Banjari dinobatkan sebagai Sultan Banjar Kalimantan oleh Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.

Penobatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan tonggak bersejarah dalam pelestarian identitas dan kebesaran budaya Banjar di era modern.

Asisten Administrasi Umum Setdaprov Kalsel, Ahmad Bagiawan, mengapresiasi terhadap momentum sakral ini. Menurutnya penobatan ini adalah tonggak sejarah penting dalam pelestarian budaya Banjar.

"Kami sangat menghargai upaya menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri masyarakat Kalimantan Selatan," tutur Bagiwan mewakili Gubernur H Muhidin.

Penobatan tersebut turut dihadiri oleh deretan tokoh nasional lintas bidang. Mulai dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung hingga mantan Kepala BIN, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono yang menyapa hangat warga Banjar karena dirinya masih memiliki garis keturunan Banjar.

Tidak hanya memperkuat jati diri budaya, penobatan ini juga menjadi momen silaturahmi besar yang mempererat persaudaraan masyarakat Banjar di berbagai penjuru Nusantara.

Tradisi penobatan seperti ini lazim dilakukan dalam budaya Banjar, sering kali dikaitkan dengan upacara besar seperti Festival Erau.

Ini menunjukkan bahwa di balik simbol kebangsawanan, tersimpan semangat persatuan dan kebangkitan nilai-nilai lokal yang bisa menjadi kekuatan pembangunan daerah.

"Dengan semangat baru dari sosok Sultan Banjar yang muda, masyarakat Banjar kini memiliki ikon budaya yang dapat menjembatani antara warisan leluhur dan kemajuan zaman," tandas Bagiwan.

Editor


Komentar
Banner
Banner