Pendanaan Smelter

Pengusaha Minta Pemerintah Investasi di Smelter Bauksit

Minimnya pendanaan dalam pengembangan proyek smelter bijih bauksit harus dicermati serius.

Featured-Image
Ilustrasi Pertambangan Bauksit. Foto: theminingexecutive.com

bakabar.com, JAKARTA — Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Bijih Besi Indonesia (APB3I) menilai minimnya pendanaan dari lembaga keuangan dalam pengembangan proyek pengolahan dan pemurnian atau smelter bijih bauksit harus dicermati secara serius.

Untuk itu, pemerintah didorong melakukan investasi lebih intensif pada pembangunan pabrik smelter bijih bauksit menjelang moratorium ekspor bahan baku aluminium itu pada Juni 2023 mendatang.

Pelaksana Harian Ketua Umum APB3I Ronald Sulistyanto menilai investasi pemerintah pada lini pengolahan bijih bauksit menjadi penting di tengah kurangnya kepercayaan investor dan lembaga pemberi pinjaman untuk ikut berinvestasi pada pembangunan smelter tersebut.

“Kalau bank Himbara saja mengatakan proyek itu tidak feasible, bagaimana dengan bank-bank asing,” ujar Ronald, Senin (9/1/2023).

Menurut Ronald, komitmen pemerintah dalam berinvestasi lebih intensif pada smelter bauksit bakal ikut membenahi tingkat keekonomian proyek yang dinilai terlalu berisiko tersebut. Hitung-hitungan APB3I menunjukkan, kebutuhan investasi pembangunan smelter aluminium oksida (alumina) dapat menyentuh di angka US$1,2 miliar atau setara dengan Rp17 triliun.

Nilai itu ikut memperpanjang kepastian balik modal yang dinilai terlalu riskan bagi investor dan pemberi pinjaman. “Pemerintah bisa ikut menanamkan modalnya melalui BUMN, nanti bisa dibentuk joint operations, misalnya ada 30 perusahaan bikin 7 smelter dibagi 4 perusahaan gabung jadi satu di situ modal jadi banyak,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang ekspor bijih bauksit terhitung Juni 2023. Larangan itu dilakukan untuk mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri.

"Mulai Juni 2023 pemerintah akan melarang ekspor bijih bauksit," ujar Jokowi, Rabu (21/12/2022).

Jokowi menegaskan bahwa industrialisasi bauksit di dalam negeri akan meningkatkan pendapatan negara dari Rp21 triliun menjadi sekitar Rp62 triliun. Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) per Juni 2022, Indonesia baru memiliki dua smelter bauksit dengan keluaran smelter grade alumina (SGA) yang dimiliki PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina.

Saat ini, baru terdapat satu pabrik pemurnian dengan output chemical grade alumina (CGA) yang dikembangkan PT Indonesia Chemical Alumina dengan kapasitas input bijih bauksit sebesar 750.000 ton. Smelter CGA itu menghasilkan olahan bauksit sebesar 300.000 ton.

Selain itu, ada pabrik milik PT Well Harvest Winning Alumina Refinery dan PT Bintan Alumina yang memiliki kapasitas input bijih bauksit mencapai 12.539.200 ton. Kedua perusahaan itu dapat memproduksi 4 juta ton olahan bauksit setiap tahunnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner