Politik

Pengamat: Capres Kurang Elaborasi Tantangan Internasional Bidang Siber

apahabar.com, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Paramadina, Yandi Hermawandi menilai kedua calon presiden baik capres nomor urut…

Featured-Image
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan saat mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). Debat itu mengangkat tema Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan, serta Hubungan Internasional.Foto-Antaranews.com

bakabar.com, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Paramadina, Yandi Hermawandimenilai kedua calon presiden baik capres nomor urut 01Joko Widodo maupun capres nomor urut 02Prabowo Subianto kurang mengelaborasi tantang internasional terkini di bidang ekonomi dan siber.

“Misalnya, bagaimana sikap Indonesia menghadapi gempuran kekuatan ekonomi China dan Amerika Serikat?,” kata Yandi menanggapi debat capres putaran keempat di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu (31/3/2019).

Baca Juga: Kampanye di Makassar, Jokowi: Saya Terus Berjalan Beriringan dengan Pak Jusuf Kalla

Menurut dia, utang luar negeri terutama dari China banyak menjerat negara-negara debitor seperti Indonesia. Padahal ini problem nyata internasional terkini. “Tapi, kenapa tidak di elaborasi,” katanya menyayangkan.

Di bidang siber, seperti soal peraturan kerahasiaan data pengguna facebookdan masalah big data juga tidak di elaborasi padahal jumlah pengguna internet Indonesia ini salah satu terbesar di dunia.

Berkaitan dengan pemerintahan berteknologi 4.0, Jokowi akan menjalankan menciptakan pemerintah Dilan (digital melayani).

Baca Juga: Revolusi 4.0, Indonesia Perlu Pemerintahan Berbasis Elektronik Kecepatan, Ini Reaksi Prabowo

Selama menjabat Jokowi mengklaim sudah menjalankan integrasi teknologi dengan pemerintah melaluie-government, e-budgeting, e-procurementdan lain-lain. Sedangkan Prabowo menekankan soal transparansi.

“Artinya teknologi dalam pemerintahan harus ditujukan untuk transparansi kinerja aparat,” kata pendiriNation State Institute Indonesiaini.

Yandi menambahkan, terkait soal isu pertahanan, pernyataan Prabowo palingpasyangmenggarisbawahi soal peribahasa latin,“si vis pacem para bellum”(jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang).

Baca Juga: Debat Keempat Capres 2019, Jokowi: Pemerintah Perlu 'Dilan'

“Jangan hanya karena alasan ekonomi dan peran mediasi internasional, tapi lupa fokus kekuatan pertahanan kita. Diplomasi akan baik jika negara kuat, bangsa lain akan segan,” kata Yandi.

Komisi Pemilihan Umum menyelenggarakan Debat Ke-4 Pilpres 2019 yang berlangsung di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu malam (30/3). Debat itu mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan serta hubungan internasional.

Editor: Aprianoor



Komentar
Banner
Banner