bakabar.com, BANJARMASIN – Wakil Ketua PWNU Kalimantan Selatan, Nasrullah, angkat bicara soal penangkapan dua pemuda Banua oleh Densus 88.
Nasrullah menduga, kedua pemuda berinisial NR dan SU salah dalam memahami konteks tafsir agama.
“Salah memahami konteks kafir. Kafir di Indonesia bukanlah yang harus dimusuhi lantaran tidak ada aksi menghalang-halangi umat islam untuk beribadah,” katanya.
Kemudian, kata dia, orang yang berhukum dengan negara, yakni Pancasila, meskipun dia non-muslim, tetap tidak bisa dimusuhi.
“Indonesia mempunyai dasar negara Pancasila. Itu merupakan hal yang sudah disepakati oleh ulama pendahulu kita. Maka untuk membangun sebuah negara dengan berlandaskan ajaran muslim adalah sebuah pemikiran yang salah,” jelasnya.
“Dalam istilah Muhammadiyah dikenal dengan Darul Ahdi Wa Syahadah. Itu sudah jadi jalan tengah, sudah disepakati agar Indonesia bisa bersatu,” katanya.
“Para pejuang sudah berdarah-darah untuk memperjuangkan negara ini menjadi negara damai,” tambahnya.
Maka penting, kata dia, para ulama untuk mencarikan format dakwah yang sejuk bagi para anak muda supaya tidak memiliki pemikiran progresif.
Lebih jauh, Nasrullah mengatakan, upaya agar paham takfiri tidak makin menyebar di tanah Lambung Mangkurat, pihaknya akan melakukan pendekatan preveentif. Misalnya dengan melakukan pembinaan, konseling berdasar islam yang wa sa’diah.
Nasrullah pun mendukung upaya yang dilakukan oleh Densus 88.
“Pencegahan sebelum adanya aksi adalah sebuah tindakan yang tepat,” katanya.