bakabar.com, MARTAPURA - Ancaman lekadan sampah pada Momen 5 Rajab atau haul ke-21 KH Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul membuat Pemerintah Kabupaten Banjar mulai menyusun strategi modern.
Persiapan penanganan sampah menjadi salah satu fokus utama mejelang pelaksanaan kegiatan religi terbesar di Kalsel tersebut.
Dengan estimasi kehadiran lima juta jemaah, sampah yang berpotensi muncul bisa mencapai 2.500 ton hanya dalam beberapa hari.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Banjar, Ikhwansyah, menyebut hal ini adalah tantangan nyata di depan mata.
Menurutnya, persoalan sampah bukan lagi isu teknis, tetapi tantangan besar daerah yang harus dihadapi dengan sistem modern dan terencana.
"Sebab jika pola pengelolaan sampah masih dilakukan dengan cara konvensional, maka kemampuan daerah dalam menampung sampah tentu tidak lagi memadai," papar Ikhawansyah.
Kapasitas layanan daerah, mulai dari pemilahan hingga pembuangan akhir, dinilai belum sepenuhnya mampu mengimbangi lonjakan ekstrem pada haul Guru Sekumpul.
"Tanpa strategi yang tepat, daerah akan kewalahan," tutupnya.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPRKPLH) Banjar, Bayhaqie, menimpali bahwa tantangan pengelolaan sampah di Banjar semakin kompleks seiring pertumbuhan penduduk, sebaran wilayah yang luas dan keterbatasan pendanaan maupun sarana.
Karenanya, penyusunan RIPS 2025–2045 menjadi kunci. Dokumen tersebut tidak hanya berisi rencana teknis, tetapi juga membuka peluang investasi dan memperkuat kolaborasi pemerintah, swasta hingga masyarakat.
"Melalui konsultasi publik, kami memvalidasi temuan tim ahli dan menampung masukan perangkat daerah untuk merumuskan strategi yang bisa diterapkan segera. Termasuk skema penanganan sampah darurat saat momen 5 Rajab," tuntasnya.
