bakabar.com, BANJARMASIN – Pakar komunikasi politik Gun Gun Heryanto melihat Partai Amanat Nasional (PAN) mengalami permasalahan di sisi koordinasi dan komunikasi internal.
Dikatakan Gun Gun, sebagaimana dilansir oleh Kompas, menanggapi Pengurus Partai Amanat Nasional di wilayah Kalimantan Selatan yang mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Padahal DPP PAN secara resmi mengusung pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca Juga:Akui Belum Terima Surat DPP PAN, Muhidin Pasrah
"Permasalahan ada pernyataan ekplisit (dukungan) yang diekspose ke media massa, ini menurut saya ada something wrong terkait dengan koordinasi terutama komunikasi politik di internal partai yang bersangkutan," ujar Gun, Rabu (12/12).
Dalam politik, kata Gun Gun, seharusnya seluruh kader PAN ikut pada keputusan DPP yang sudah mendeklarasikan mengusung Prabowo-Sandiaga. Gun Gun mengatakan, setelah posisi dan sikap PAN sudah tegas mendukung salah satu capres, seharusnya berlaku proses komunikasi politik untuk mengoptimalissi dukungan kepada capres dan cawapres.
Gun Gun menilai, pembelotan yang dilakukan Pengurus Partai Amanat Nasional di wilayah Kalimantan Selatan sangat merugikan basis konstituen. "Merugikan capres yang didukung oleh PAN, lebih tepatnya lagi merugikan pak Prabowo, kenapa? karena posisi itu akan sedikit besar menggerus pemilihan suara pasangan Prabowo-Sandi yang struktur kader partai seperti PAN yang jelas mendukung Prabowo membelot ke Jokowi," tutur Gun.
Baca Juga:Tak Disuka Partai, Muhidin Siap Berhenti
Menurut Gun Gun, kader parpol pengusung pasangan Prabowo-Sandiaga seperti, PAN, PKS, dan Partai Demokrat yang mengalihkan dukungan akan mendeligitimasi pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Itu kan (pembelotan) menjadi deligitimasi, itu soal psiko politis bisa jadi berpengaruh kepada insentif elektoral," kata Gun.
"Kalau dia (Pengurus Partai Amanat Nasional di wilayah Kalimantan Selatan) punya basis riil di daerah itu sangat merugikan sekali, bagi Prabowo bisa kemudian menjadi swing voters bahkan mendukung kubunya Pak Jokowi," tambah Gun.
Baca Juga:Membelot, Muhidin Terancam Gagal Nyaleg
Menurut Gun, secara internal PAN harus segera mengambil langkah untuk mengatasi persoalan itu. Pengalihan dukungan, kata Gun Gun, juga bisa terjadi karena pileg dan pilpres digelar berbarengan. Ini membuat partai politik jadi gamang.
"Semua partai mengalami dilema, terutama di wilayah yang dapilnya berbeda antara arus dukungan partai dengan kecenderungan kondisi riil elektabilitas capres dan cawapres yang didukung," tutur Gun.
Gun Gun pun memberi contoh di wilayah Jawa Barat banyak caleg dari partai politik yang mendukung Jokowi-Ma’ruf mengalami kegamangan, lantaran masyarakat banyak yang mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga.
"Itu pun yang sama di dapil lain, seperti di Papua itu kuat Jokowi, dan partai seperti Demokrat, PAN mengalami kegalauan," kata Gun.
Sumber: Kompas.com
Editor: Fariz