bakabar.com, BANJARMASIN - Sejumlah pedagang di Pasar Sudimampir, Kota Banjarmasin protes rencana kegiatan Baiman Street Food Festival yang dilaksanakan mulai 1 September 2024.
Catatan sementara ada 54 anggota paguyuban yang menolak. Jumlah ini belum termasuk di Sudimampir 1 dan Sudimampir 2.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Sudimampir, Sutopo Tedja mengatakan pihak pedagang tidak menolak adanya Baiman Street Food Festival, yang disoal rencana keberadaan di wilayah pertokoannya.
"Kalau bisa jangan di sini. Di tempat lain masih banyak," ujarnya, Senin (26/8).
Ia menjelaskan, penolakan ini lantaran akan menggangu usaha mereka.
Seperti halnya, bongkar muat barang. Belum lagi lokasi parkir yang akan dijadikan tempat Baiman Street Food Festival ini akan mengganggu parkir.
Tak hanya itu, wacana penggunaan food truk sagar memudahkan bongkar pasang di lokasi juga tidak memberikan solusi.
“Tidak semudah itu. Adanya kemacetan dan lainnya. Mengalihkan parkir juga tidak mudah," jelasnya.
Ia menyebut pelanggan tak hanya dari Banjarmasin. Kebanyakan dari luar daerah. Bahkan, ada pelanggan yang berbelanja siang hari namun diambil malam hari.
"Namanya pelanggan, mereka berbelanja ke pasar pasti banyak yang dicari. Kadang ada yang datang pukul 14.00 Wita. Tapi mengambil barang malam. Bahkan ada yang mengambil 19.00 Wita. Jadi banyak masalah yang tidak bisa diungkapkan," bebernya.
Jika dijadikan Baiman Street Food Festival maka truk tidak boleh masuk. Padahal, ada jadwal yang memang harus bongkar muat barang.
"Bongkar muat ini tidak bisa dijadwalkan dan tidak bisa diprediksi. Memang tidak setiap hari. Namun pasti ada aktivitas itu," jelasnya.
Selain itu adanya wacana hanya menggunakan lahan parkir jalur sebelah kiri saja sebagai Baiman Street Food Festival. Menurutnya itu tetap akan berdampak. Mulai dari parkiran yang sesak. Hingga persoalan lain.
Jam operasional yang dijadwalkan pada 16.00 Wita juga menjadi masalah. Sebab, pada jam itu, menurutnya, aktivitas pasar masih ramai. Tak jarang juga parkiran penuh.
"Kemana mengalihkan mobil yang sudah diparkir. Tidak mungkin pengunjung ditanya satu persatu. Kemudian meminta pindah lokasi parkir," tegasnya.
Selain itu, lampu penerangan jalan umum juga dipasang membuatnya bingung. Padahal lokasi itu sudah puluhan tahun tanpa penerangan.
"Sosialisasi kepada kami baru sepekan. Katanya ini rencana sudah lama. Tapi kami tidak pernah dilibatkan. Kami pedagang tegas menolak," katanya.