bakabar.com, BANJARMASIN - Pasca haul Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari atau akrab disapa Abah Guru Sekumpul yang ke 15, kearifan lokal di sungai Martapura seakan hidup kembali.
Puluhan kelotok tampak lalu lalang di Sungai Martapura, Banjarmasin, Senin (2/3) pagi. Bukan hanya kelotok yang membawa para wisatawan di Siring Pierre Tendean yang melintas, ada pula kelotok itu yang membawa ratusan jemaah haul Abah Guru Sekumpul ke 15.
Pemandangan itu membuat Senin yang biasa menjadi awal kerja bagi pekerja kantoran terasa seperti akhir pekan.
Lalu lalang kelotok tersebut membuat debur ombak bergerak ritmis, menambah kota sungai ini terlihat eksotis. Para jemaah haul itu pun kemudian mengabadikan momentum tersebut dengan berswafoto di atas kelotok.
Salah seorang jemaah haul paruh baya asal Marabahan, Mastura lebih memilih pulang menggunakan moda transportasi air ini. Selain biaya yang lebih murah, hanya Rp30 ribu, ia juga merindukan pemandangan sungai dengan tumbuhan mangrove di pinggirnya.
“Rasanya sudah lama tak naik kelotok,” ucap Mastura kepadabakabar.comsembari menunggu kapal yang menjemput.
Waktu tempuh menggunakan kelotok dari Banjarmasin-Marabahan, kata dia, hanya berkisar kurang lebih 2 jam perjalanan.
“Ini cuma dua jam saja. Biasanya saya sering menitip barang dari Marabahan-Banjarmasin melalui jasa kapal,” sebutnya.
Baca Juga:Akses Jalan Kalsel-Kaltim Padat, Rombongan Haul Pilih Liburan ke Siring Pierre Tendean Banjarmasin
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Muhammad Bulkini