Pemprov Kalsel

Pasang Surut Ekspor Kalsel: Perikanan Melesat, Karet Alam Terjun Bebas

apahabar.com, BANJARBARU – Grafik angka realisasi ekspor di Kalimantan Selatan (Kalsel) Juli ke Agustus 2021 umumnya,…

Featured-Image
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani. Foto-apahabar.com/Istimewa.

bakabar.com, BANJARBARU – Grafik angka realisasi ekspor di Kalimantan Selatan (Kalsel) Juli ke Agustus 2021 umumnya, mengalami pasang surut.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani mengatakan sejumlah sektor mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun ada juga yang mengalami penurunan.

"Untuk bulan Agustus berbanding Juli lalu menurut catatan kami mengalami kenaikan lebih dari 23 persen," ungkapnya, Jumat (24/9).

Rincian komoditas yang mengalami kenaikan di antaranya adalah produk sawit yang mencapai 40,57 persen dan otan sekitar 55 persen atau setara 52.724 US Dolar.

Komoditas lain yang juga mengalami kenaikan sangat signifikan adalah ekspor ikan atau hasil laut, angkanya mencapai 124 persen. Sementara sektor tambang hanya mengalami kenaikan sebanyak 22,19 persen.

"Tetapi nilainya memang dominan sekali ya, sangat besar sekali. Jika Juli lalu US$ 519.990.000, sedangkan Agustus mencapai US$ 615.354.000," bebernya.

Bukan hanya kenaikan, sejumlah komoditas untuk ekspor di Kalsel pada bulan lalu juga mengalami penurunan.

Seperti produk kayu mengalami penurunan sekitar 8 persen, karet alam yang mencapai 16 persen, hasil UMKM dan beberapa komoditas lainnya.

"Tetapi memang karet alam ini cukup fluktuatif setiap bulannya, kadang naik kadang turun," ujarnya.

Birhasani menjelaskan sejumlah faktor menjadi penyebab terjadinya penurunan ekspor dari Juli ke bulan Agustus 2021.

Mulai dari adanya penurunan permintaan. Kemudian ketersediaan produk pada pelaku usaha.

"Misalkan karet. Tapi bukan berarti mereka tidak mau maksimal melakukan ekspor, namun memang ketersediaan bahan bakunya yang agak menurun," paparnya.

Di tingkat petani, lanjut dia, saat ini cukup sulit melakukan penyadapan lantaran cuaca belakang kerap terjadi hujan. Sehingga pasokan ke pabrikan mengalami penurunan.

Lebih jauh, Birhasani membeberkan tidak terjadi penurunan terhadap harga ekspor. Bahkan malah ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga.



Komentar
Banner
Banner