bakabar.com, MARTAPURA – Tadarus calon gubernur (cagub) Kalsel, Sahbirin Noor bersama para habaib di Masjid Agung Al-Karomah Martapura ditutup dengan membaca puisi, Minggu (2/5) malam.
Usai doa dibacakan sebagai tanda tadarus usai, calon petahana kerap disapa Paman Birin itu lantas membaca puisi yang ditulis di sebuah kertas. Puisi yang dibaca bernuansa religi.
“Malaikat bersiap, tunduk, takut perintah, hamba-hamba meleleh dalam waktu denting bak mayapada menanti semburan rahmat, menanti bulan mahligai agung, bulan seribu bulan,” ucap Paman Birin, dikutip dari penggalan puisi yang dia baca.
Tadarus Alquran ini selesai digelar pada pukul 22.50 Wita. Kehadiran Paman Birin dalam Tadarus Alquran ini memenuhi undangan Forum Habaib Kabupaten Banjar.
Undangan Tadarus Alquran ini juga ditujukan kepada cagub penantang, Denny Indrayana.
Namun karena alasan ada safari Tarawih di salah satu desa di Kecamatan Aluh Aluh, juga atas pertimbangan menghindari polemik, Haji Denny mengonfirmasi bahwa tidak bisa berhadir.
Paman Birin sendiri mulai bergabung di lingkaran jemaah Tadarus Alquran pada pukul 21.25 Wita.
Duduk di tengah paling depan, Paman Birin diapit oleh Habib Hamid Al-Habsye dan Ahmad Fauzan Saleh. Sejumlah habaib, dan para tokoh lainnya, termasuk Ketua PCNU Banjar Nuryadi. Tampak beberapa anak-anak pun mengikuti Tadarus Alquran.
Tadarus Alquran sendiri dilakukan seperti pada umumnya, yakni dengan bergilir atau berantai dalam lingkaran bundar.
Paman Birin mendapat jatah dua kali membaca Alquran. Durasi tiap orang membaca Alquran berkisar 4-5 menit.
Tepis Politisasi Tadarus Alquran
Tadarus Alquran yang melibatkan cagub Kalsel ini sebelumnya menuai pro dan kontra. Salah satu yang kontra datang dari PWNU Kalsel, karena rentan dipolitisasi.
Alih-alih dapat meredam fitnah melalui Tadarus Alquran, seperti diklaim Forum Habaib Banjar, namun Plt Ketua PWNU Kalsel, Nasrullah justru menilai hal tersebut dapat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat dan saling ejek di media sosial.
Bawaslu pun juga telah mengeluarkan imbauan, agar dalam tadarus tersebut tidak ada muatan kampanye.
Hal tersebut ditepis oleh Habib Ali Al-Ahdal, perwakilan Forum Habaib Kabupaten Banjar.
“Dengan selesainya acara ini yang disaksikan banyak masyarakat dan media, bisa menjawab tuduhan yang miring kepada kami yang seakan mempolitisasi, apalagi menganggap ajang kompetisi,” kata Ali Al-Ahdal.
Bagaimana bisa disebut ajang kompetisi, lanjut Ali, jika acara tadarus ini juga diikuti anak kecil dan masyarakat sekitar masjid.
“Insyaallah niat kami tulus. Acara ini hanya untuk memperingati malam 21 Ramadan, yang insyaallah dituruni lailatul qadar,” kata Ali Al-Ahdal.
Perihal absennya Denny Indrayana dari undangan, Ali Al-Ahdal mengaku belum tahu alasannya. Ia menambahkan, pihaknya dengan terbuka memfasilitasi Haji Denny jika ingin menggelar Tadarus Alquran.
“Kami tunggu. Kami tidak membedakan satu sama lain. Seperti ini juga pelayanannya, alakadarnya,” tandas Ali.