Pelabuhan Kijing

Optimalisasi Pelabuhan Kijing Butuh Jalan dan Kawasan Bisnis Pendukung

GM Pelindo Regional 2 Pontianak Hambar Wiyadi menjelaskan Pelabuhan Kijing di Mempawah terus bergerak.

Featured-Image
Aktivitas bongkar muat barang proyek di Pelabuhan Kijang, Mempawah. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak Hambar Wiyadi menjelaskan saat ini Pelabuhan Kijing di Mempawah terus bergerak. Untuk itu dibutuhkan optimalisasi unsur pendukung lainnya, yakni jalan dan kawasan bisnis pendukung.

"Saat ini pelabuhan sudah ada dengan kawasan lahan 200 hektare. Untuk mendukung itu semua sebagai optimalisasi butuh jalan dan kawasan bisnis sebagai pendukung," ujarnya di Pontianak, Rabu (19/7).

Ia mengungkapkan saat ini sudah ada pelebaran jalan yang dikerjakan pemerintah dari sisi kiri dan kanan masing - masing satu meter dari Mempawah hingga Sungai Pinyuh. Namun dari Wajok - Sungai Pinyuh belum dilakukan.

"Jalan lebar memiliki peranan penting untuk akses pendukung masuk dan keluar kendaraan dari dan ke pelabuhan," paparnya.

Baca Juga: Transformasi Operasi dan Layanan, Pelindo Solusi Logistik Berbenah

Selain jalan, pihaknya butuh lahan pendukung lainnya. Jika dilakukan pengembangan Pelabuhan Kijing hingga ke tahap selanjutnya, dibutuhkan lahan sekitar 5.00 hingga 1.000 hektare.

"Untuk pendukung itu butuh lahan sebagai kawasan bisnis pendukung pelabuhan sehingga semua bergerak maksimal," ucap Hambar.

Sejauh ini fasilitas di internal di Pelabuhan Kijing terus dimaksimalkan. Untuk bongkar muat terutama untuk curah cair sudah dilakukan pipanisasi sehingga lebih cepat dalam bongkar muat produk.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas, Pelindo Fasilitasi Pelatihan Kewirausahaan

"Pipanisasi kita sudah ada, hopper, grap, mobile conveyor ada dan lainnya. Ini kami maksimalkan untuk layanan di Pelabuhan Kijing," jelas dia.

Pihaknya mencatat sejak Januari - Juni 2023 sudah ada 209 kapal atau tongkang bersandar di Pelabuhan Kijing. Sebagian besar produk yang melakukan bongkar muat di sana yakni curah cair dari turunan minyak mentah sawit untuk di ekspor.

"Di Pelabuhan Kijing ini selain ekspor juga ada aktivis impor berupa barang proyek, methanol dan beras," tandasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner