bakabar.com, BANJARBARU - Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Selatan hingga Maret 2025 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 121,36 menjadi 120,69.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, penurunan disebabkan kemerosotan beberapa subsektor utama seperti tanaman pangan (-2,00 persen), peternakan (-1,64 persen), dan perikanan (-0,54 persen).
"Tiga subsektor ini cukup memberi tekanan terhadap NTP secara keseluruhan," kata Kepala BPS Kalsel, Martin Wibisono.
Meski menurun dibanding bulan sebelumnya, NTP Maret 2025 masih lebih tinggi 3,01 persen dibanding periode sama di tahun lalu.
Hal ini mencerminkan bahwa secara tahunan, daya beli dan kesejahteraan petani tetap menunjukkan perbaikan, dengan harga produksi yang diterima petani tumbuh lebih tinggi dibandingkan biaya konsumsi dan produksi.
Di tengah penurunan ini, ada subsektor yang mencatatkan kenaikan. Yakni Subsektor tanaman perkebunan rakyat.
Subsektor tanaman perkebunan rakyat menjadi pendorong utama dengan lonjakan NTP sebesar 22,16 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan paling tajam sebesar 10,27 persen.
Selain NTP, BPS Kalsel juga mencatat Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang memberikan sinyal positif.
NTUP gabungan naik sebesar 1,72 persen, mencerminkan efisiensi usaha tani yang membaik.
"Hampir seluruh subsektor mengalami kenaikan NTUP, terutama tanaman hortikultura yang melonjak 4,55 persen," tandas Martin.