Sport

Ngopi Santai ‘Menjaga Asa Barito Putera di Liga 1’, Suporter Bicara Blak-blakan

apahabar.com, BANJARMASIN – Ngopi Santai bersama apahabar.com mengambil tema Menjaga Asa Barito Putera di Liga 1…

Featured-Image
Ngopi Santai ‘Menjaga Asa Barito Putera di Liga 1’ yang digelar di Cafe Rumah The Panasdalam, Jl Sutoyo S, Banjarmasin, Rabu (23/10) malam. Foto-apahabar.com/Fatur Rahman

bakabar.com, BANJARMASIN – Ngopi Santai bersama bakabar.com mengambil tema Menjaga Asa Barito Putera di Liga 1 mendapat atensi dari suporter Laskar Antasari.

Sebelum diskusi digelar, mereka sudah tiba di Cafe Rumah The Panasdalam, Jl Sutoyo S Banjarmasin, Rabu (23/10) malam.

Kali ini suporter yang tergabung dari Barito Mania bersatu, sepakat mengawal dukungan terhadap Barito Putera hingga akhir musim agar tidak terdegradasi.

Hadir sebagai salah satu narasumber, Ketua Barito Mania Normansyah. Dia tidak sendiri duduk di panggung yang disediakan.

Ada pula pengamat sekaligus Ketua Panitia Pertandingan home Barito, Djumaderi Masrun dan mantan pemain Laskar Antasari, Jusuf Luluporo.

Sementara dari manajemen, kali ini diwakili oleh Verdy Bagus Hendratmoko yang secara khusus ditunjuk manajer Barito Hasnuryadi Sulaiman karena berhalangan hadir.

Hasnuryadi tidak bisa hadir, selain karena ada acara keagamaan, juga sore kemarin sudah lebih dulu menggelar silaturrahmi dengan kelompok suporter dan puluhan mantan pemain Barito di rumah pendiri klub (alm) HA Sulaiman HB, Jl Kampung Melayu, Banjarmasin.

Meski begitu Verdy menegaskan apa yang disampaikan suporter dalam Ngopi Santai dipandu Pemimpin Redaksi bakabar.com Budi Ismanto pasti akan disampaikan ke Hasnur.

Apa yang disampaikan suporter beragam. Salah satunya meminta manajemen tetap mempetahankan coach Djadjang Nurjaman untuk jangka panjang.

“Kalau bisa dipertahankan untuk tiga musim,” ujar salah satu suporter menyarankan.

Tak hanya itu, ada pula suporter lain secara blak blakan kembali menyinggung asisten manajer, Syarifudi Ardasa.

Sebelumnya suara itu sudah pernah mereka utarakan saat Barito dikalahkan Kalteng Putera. Berbarengan dengan sikap coach Jacksen F Tiago yang mundur karena desakan suporter saat itu.

Padahal dalam pertemuan dengan manajemen dan kelompok suporter yang digelar selama dua kali belakangan ini di kediaman pendiri klub alm HA Sulaiman HB di Kampung Melayu, Banjarmasin, sempat tidak terdengar lagi soal itu, karena dianggap sudah clear.

Namun, rupanya saat diskusi Ngopi Santai bakabar.com masih ada yang belum puas.

“Pemain dan pelatih sudah berganti, sedangkan asmen tak ada prestasi kok masih dipertahankan? Asmen dari 2014 sampai sekarang masih dipertahankan padahal miskin prestasi. Contoh Halikin kemarin U-20 dia sudah memiliki prestasi, itu salah satu contoh prestasi bagi kami suporter,” ungkap Iful.

“Jika Pak Hasnur masih tetap mempertahankan, kami memohon dan mengharap asmen sendiri lah yang mengundurkan diri dari manajemen karena tidak prestasi,” lanjut Iful.

Verdy yang hadir, lantas mencatat semua harapan dan kritik dari suporter.

“Saya akan sampaikan apa yang ada dalam diskusi ini kepada Pak Hasnur,” tegasnya.

Sementara suporter lain, Lana menegaskan jika selama ini kritik terhadap Barito adalah bukti mereka cinta.

“Yang pertama soal anthem bukan hanya saat menang (kami nyanyikan, red) tapi saat kalah juga. Karena bagi kami itu suatu kebanggaan. Kedua beri kami kemudahan masuk stadion. Dan terakhir, selalu hargai suporter. Kita yang dalam mendukung dianggap selalu keras, karena itu lah buktinya kami cinta. Karena dari situ kami bisa menyampaikan. Ini lah suporter dari Barito Putera,” ungkap Lana.

Dalam diskusi ini beragam hal sempat terungkap. Di antaranya kekecewaan suporter yang ingin boikot tidak menyaksikan pertandingan Barito sebagai bentuk kekecewaan.

“Tapi itu semua tidak terjadi. Oleh pendiri Barito Mania meminta untuk tetap memberikan dukungan, namun tidak pakai atribut. Karena mereka menilai situasi tidak tepat. Sebab Barito butuh dukungan. Dan itu akhirnya dilakukan kawan-kawan,” ungkap Nomansyah.

Lantas Norma bersama suporter Barito sepakat tetap mengawal perjuangan Barito hingga selesai Liga 1.

“Kami pun sepakat, kesampingkan masalah internal manajemen Barito dulu. Tapi kami sepakat fokus memberikan dukungan di 10 laga sisa. Kami berharap jangan sampai Barito tidak terdegradasi,” lanjutnya.

Diskusi makin menarik. Karena itu, mantan kapten Barito Putera Muhammad Yusuf yang hadir sejak awal diskusi ikut berbicara saat sesi penutup.

“Sebagai mantan pemain, ada baiknya dulu manajemen, pelatih dan pemain Barito menyelesaikan tugasnya di Liga 1 sampai selesai. Kita dukung sampai Barito agar jangan sampai terdegradasi. Setelah itu, baru permasalahan manajemen disuarakan. Saya sendiri akan membantu menyuarakan ini kepada Pak Hasnur,” ungkap Yusuf yang diiringi tepuk tangan suporter.

Ada yang Hilang

Sebagai pembuka diskusi, Jusub Luluporo lebih dulu berbicara soal perbedaan dulu sebagai pemain dengan yang dia lihat sekarang.

Karena itu lah harapan Barito yang tadinya menargetkan juara musim ini malah sebaliknya.

Mereka berjuang menghindari zona degradasi. Dari 24 laga baru mengumpulkan 26 poin dan harus puas berada di urutan 12.

Posisi itu masih rawan mengingat pesaingnya di bawah hanya selisih 6 poin. Sementara laga masih menyisakan 10 pertandingan.

Menurut Jusub, ada sesuatu yang hilang dalam tim Laskar Antasari sekarang.

Salah satunya paling utama menurut legenda hidup Barito yang turut membawa ke semifinal Ligina I 1994/95 yakni soal semangat juang Rizky Pora dan kolega sekarang.

Dia membandingkan dulu, pemain begitu menjiwai spirit pejuang Kalsel “Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing”.

Bahkan sebagai pendatang, menurut pemain kelahiran Papua ini, spirit tersebut jadi roh yang tersemayam di jiwa raga pemain Barito dulu.

Di sisi lain, dia juga menyinggung soal pepatah ‘Dimana Bumi Berpijak Di Situ Langit Dijunjung’.

Dia menceritakan pengalamannya sebagai pemain baru waktu itu.

“Barito dulu termasuk tim yang keras. Jika tidak keras maka bukan Barito. Sehingga sudah tertempa mental sejak awal masuk, latihan dan begitu pula saat pertandingan,” simpul Jusub.

Termasuk rasa kekeluargaan dan memiliki Barito sepenuh hati. Bahkan terang Yusub hingga pemain sempat tak menerima gaji selama tiga bulan, namun pemain tetap semangat berjuang di lapangan.

“Karena kami begitu menghormati salah satu sosok di tim. Nah sosok seperti itu mesti ada di tim ini pula. Terutama dalam kondisi susah yang bisa membangkitkan mental dan semangat juang pemain,” ungkapnya.

Sementara itu, pengamat sepakbola Banua Djumadri Masrun mengamininya. Karena sejak awal terbentuk hingga sekarang dia selalu mengawal perjalanan Barito.

Tak salah jika Djumadri dianggap sebagai sepuh di skuat Laskar Antasari dan dipercaya sebagai ketua panitia pelaksana pertandingan home Barito Putera.

Pak Djum juga melihat jika mental itu harus dimiliki semua pemain sepakbola. Terutama pemain asli Banua.

Ya, sebelumnya host Ngopi Santai bakabar.com, Budi Ismanto juga sempat menyinggung soal peran pemain Banua yang tidak ada di dalam tim Barito saat ini.

Namun Djumadri coba meluruskan, jika Barito seakan mengesampingkan peluang putra Banua masuk tim. Tapi dia mengakui jika saat ini sulit untuk mencari putra Banua.

“Sebab waktu saya dan Frans dulu sudah melakukannya. Tiap kabupaten kami datangi. Maka sempat lah muncul seperti nama Syahlan dari Binuang. Memang ada kebanggaan dari penonton yang menyaksikan jika ada putra daerah main di Barito. Buktinya masyarakat dari Binuang sampai 5 bus ke 17 Mei untuk menyaksikan laga. Ada lagi Rahmatillah dari kabupaten Banjar dan terakhir Agi Pratama dari Banjarmasin. Tapi kini susah untuk mencari pemain benar-benar tak hanya hebat tapi tahan mental,” cerita Djumadri.

Nah, maka dari itu kata Djumadri mental pemain sangat perlu sekali jika ingin masuk Barito Putera. Sehingga lanjutnya pemain ketika dipuji tidak besar hati, tapi ketika dicela tidak mudah menyerah, dan tim pun bisa tampil sesuai yang diharapkan.

Ngopi Santai bakabar.com kali ini kembali mendapat apresiasi dari seluruh narasumber. Mereka sepakat jika kegiatan seperti ini untuk kembali dilakukan. Termasuk tidak hanya soal Barito saja, tapi hal lainnya yang jadi perhatian publik Banua saat ini.

“Kita sangat mengapresiasi sekali acara seperti ini. Bahkan ini mungkin pertama dengan konsep media online dengan sampingnya ada cafe sebagai tempat diskusi,” puji Verdy yang juga jurnalis ini.

Baca Juga:Ngopi Santai, 'Menjaga Asa Barito di Liga 1' Bersama Hasnuryadi

Baca Juga: Ngopi Santai Malam Ini, Kupas Tuntas Video Promo Wisata Kota Banjarmasin

Editor: Ahmad Zainal Muttaqin



Komentar
Banner
Banner