Tak Berkategori

NGERI! ‘Penyehatan’ RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin Butuh Rp 125 Miliar

apahabar.com, BANJARMASIN – Peningkatan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah bakal menyedot anggaran yang…

Featured-Image
Ketersediaan fasilitas tempat tidur pasien jadi masalah yang belum terselesaikan di RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin. Foto: Istimewa 

bakabar.com, BANJARMASIN – Peningkatan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah bakal menyedot anggaran yang tak sedikit dari kas daerah Banjarmasin.

Hasil penelusuran bakabar.com, pengembangan lanjutan gedung utama beserta sarana dan prasarananya saja setidaknya membutuhkan tak kurang dari Rp25 miliar. Itu belum termasuk biaya operasional pelayanan RSUD Sultan Suriansyah sekitar Rp 9,2 miliar.

Sementara, pengadaan alat kesehatan fasilitas RS mencapai sekitar Rp8 miliar, serta pengembangan RS Rp2 miliar. Pun,pengadaan obat dan vaksin sekitar Rp5 miliar dan penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor Rp 3,7 miliar.

Anggaran lainnya datang dari kebutuhan perluasan lahan parkir dan taman. Biayanya mencapai sekitar Rp 2,5 miliar.

“Anggaran ini diusulkan untuk APBD tahun 2022,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, Machli Riyadi kepada bakabar.com, Kamis (17/6).

Siap Jadi Rumah Sakit Rujukan, RSUD Sultan Suriansyah Siapkan Alat Kesehatan

Sementara, khusus pelayanan dan penunjang pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) setidaknya butuh dana Rp50 miliar.

"Jadi, total anggaran yang diusulkan untuk tahun 2022 sekitar Rp125 miliar," sambung Machli.

Namun Machli meyakini apabila gedung utama difungsikan maka berdampak positif pada pelayanan kesehatan RS pelat merah itu.

Saat ini, menurut Machli yang paling dibutuhkan masyarakat adalah ketersediaan tempat tidur yang selama ini jauh dari kapasitas.

“Permasalahan kurangnya tempat tidur dengan kapasitas 100 ini masalah serius,” ujarnya.

Sebagai gambaran, 50 persen tempat tidur di RSUD Sultan Suriansyah kini sudah digunakan hanya untuk pasien Covid-19. Sisanya, baru untuk pasien umum.

Maka tak heran ketika warga Banjarmasin datang ke RSUD untuk berobat dan opname kerap mengeluh karena tak tertampung.

Jika kapasitas penuh, pasien kerap kali dirujuk ke RS yang mempunyai kapasitas lebih besar, seperti RSUD Ulin Banjarmasin atau RSUD Ansari Saleh. Keduanya milik Pemprov Kalsel.

"Warga kota ini yang seharusnya kita tampung dan layani di RS kita sendiri. Tapi sayang RS kita sendiri tidak memenuhi kapasitas tempat tidur dengan kebutuhan masyarakat," ucapnya.

Komentar
Banner
Banner