News

Munas JMSI II : Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Soroti Tantangan Era Media Sosial dan AI

Di tengah derasnya arus informasi di media sosial dan kehadiran kecerdasan buatan (AI),

Featured-Image
Pemukulan rebana menandai dibukanya Munas II JMSI di Jakarta oleh sejumlah tokoh nasional, Sabtu (21/6)

bakabar.com, JAKARTA - Di tengah derasnya arus informasi di media sosial dan kehadiran kecerdasan buatan (AI), memunculkan pertanyaan mendasar, masih pentingkah perusahaan media dan profesi jurnalistik saat semua orang bisa jadi penyampai informasi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, melontarkan pertanyaan itu pada acara pembukaan Munas II Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), di Jakarta, Sabtu (21/6) malam.

Meskipun semua orang kini bisa menyebarkan informasi, media tetap memiliki fungsi vital sebagai penyaji data dan fakta. “Yang hilang hari ini adalah integritas informasi. Masyarakat dibanjiri hoaks dan narasi manipulatif. Maka media profesional tetap menjadi benteng terakhir akurasi,” jelasnya.

Nezar menyebut fenomena AI yang mampu memproduksi konten visual dan audio menyerupai tokoh publik sebagai ancaman nyata. “Bayangkan wajah Presiden dibuat oleh AI, lengkap dengan suara, dan menyampaikan pesan palsu. Kekacauan bisa muncul dari situ,” tambahnya.

Ia menekankan pentingnya literasi digital dan AI, agar masyarakat bisa membedakan antara fakta dan fiksi. Dalam konteks itu, keberadaan perusahaan media yang profesional dan taat kode etik sangatlah penting.

Selain itu, isu keberlanjutan industri media juga menjadi perhatian. Nezar menyinggung platform-platform media konvensional yang tumbang satu per satu dan pentingnya mencari model bisnis baru. “Publisher rights hanya menutupi 17% dari biaya operasional. Kita harus lebih kreatif mencari sumber daya agar media bisa bertahan,” jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner