Hot Borneo

Mitigasi Masuknya Paham Radikal, BNPT Gelar Deklarasi Kesiapsiagaan di Kalsel

apahabar.com, BANJARMASIN – Lima butir ikrar diucapkan bersama-sama para perwakilan tokoh agama, adat, dan masyarakat di…

Featured-Image
Deklarasi Kesiapsiagaan yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin, Selasa (22/3). Foto-apahabar.com/Muhammad Syahbani

bakabar.com, BANJARMASIN – Lima butir ikrar diucapkan bersama-sama para perwakilan tokoh agama, adat, dan masyarakat di Kalimantan Selatan.

Ikrar itu menjadi deklarasi pengikat perdamaian antar umat dan golongan di Banua. Poinnya adalah, hidup mesti rukun. Jangan sampai berpecah belah. Kemudian terpenting, cinta tanah air.

Sikap waspada dan siap siaga akan masuknya paham-paham radikalisme harus dikuatkan. Jangan sampai menyusup masuk di masyarakat.

Ikrar yang bersandar pada rasa persatuan itu dibacakan saat Deklarasi Kesiapsiagaan yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) di Hotel Rattan Inn, Banjarmasin tadi siang, Selasa (22/3).

“Kesiapsiagaan ini tak lain untuk membangun kebersamaan semua pihak,” ujar Kepala BNPT, Irjen Pol Boy Rafli Amar selepas acara.

“Kita berharap dengan bersatu padunya kita ideologi terorisme yang bisa masuk ke masyarakat melalui berbagai saluran termasuk medsos bisa dimitigasi,” lanjutnya.

Semua unsur baik di pemerintah maupun di masyarakat memiliki peranan penting dalam pencegahan masuknya paham terorisme.

Pasalnya, kejahatan ini diawali perilaku intoleran, yang lebih membangun semangat anti terhadap konstitusi negara, keberagaman, persatuan dan kesatuan.

“Dengan meningkatkan kesiapsiagaan tak hanya di pemerintahan tapi juga di masyarakat. Kita berharap, potensi ancaman itu bisa dieliminasi,” kata jenderal polisi bintang dua itu.

Lebih lanjut, ideologi terorisme sangat jelas bertentangan dengan asas-asas Bangsa Indonesia. Di mana negara ini menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan.

“Ideologi terorisme mengajarkan anak bangsa untuk memusuhi bangsanya sendiri. Tidak ingin itu terjadi. Karena terorisme itu ancaman dan tindakan kekerasan,” imbuhnya.

Dia berharap dengan adanya Deklarasi Kesiapsiagaan yang baru dilaksanakan dapat memupuk rasa persatuan, sehingga dapat mencegah masuknya paham terorisme.

Selain deklarasi, turut dilaksanakan kegiatan pencegahan masuknya paham radikalisme melalui perempuan, serta launching Warung NKRI. Lokasinya di Citraland, Jalan Ahmad Yani Kilometer 11.

Warung NKRI merupakan akronim dari “Wadah Akur Rukun Usaha Nurani Gotong Royong NKRI” yang digagas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel.

“Ini dijadikan wadah dialog,” ujar Ketua FKPT Kalsel, Aliansyah Mahdi.

Menanggapi terkait adanya penangkapan AS (27) dan NR (22) baru-baru ini oleh Densus 88 Antiteror yang diduga berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Aliansyah mengakui bahwa remaja menjadi objek yang rentan untuk dipengaruhi.

Para pelaku, dengan begitu mudahnya mempengaruhi mereka, hanya melalui media sosial. “Satu jam saja mereka [teroris] dapat mempengaruhi,” jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Aliansyah, peran orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap anaknya, dalam bermediasi soal mesti dilakukan. Agar jangan sampai si anak akhirnya terdoktrin.

“Akhir-akhir ini yang rentan terpapar anak muda. Ini menjadi perhatian khususnya para orang tua. Yang namanya teroris ini kan bunglon,” pungkasnya.

Komentar
Banner
Banner