Pemkab Barito Kuala

Mitigasi El Nino, Menteri Pertanian Panen Padi dan Proyeksikan 3.000 Hektare Sawah di Batola

Mengantisipasi dampak el nino, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Barito Kuala (Batola)

Featured-Image
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyerahkan bantuan kepada Batola yang diterima Penjabat Bupati Mujiyat, Jumat (11/8). Foto: Dokpim Batola

bakabar.com, MARABAHAN - Mengantisipasi dampak el nino, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen raya padi di Barito Kuala (Batola),  sekaligus pencanangan tanam 1.000 hektare per kabupaten di Kalimantan Selatan, Jumat (11/8) sore.

Serangkaian kegiatan tersebut dilakukan di lahan Poktan Amanah dan Gapoktan Wina Kencana di Desa Sungai Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh.

Adapun luas hamparan yang dipanen sekitar 30 hektare dengan luas tanam 95 hektare. Padi yang digunakan merupakan varietas lokal siam pangling dengan produktivitas 4,3 ton per hektare.

Dengan harga gabah di level petani sebesar Rp11.000 per kilogram, biaya produksi yang dihabiskan sekitar Rp6 juta per hektare.

Adapun luas tanam setahun di Batola tercatat 105.432 hektare. Sedangkan luas baku sawah sekitar 99.444 hektare.

"Pertanian adalah sektor yang paling siap memperbaiki dan mensejahterakan hidup manusia adalah pertanian," ungkap Syahrul.

"Artinya pertanian di Batola harus semakin bagus. Walau dihadapkan dampak perubahan iklim ekstrem seperti el nino, air masih tersedia dan tanam harus terus dilakukan," imbuhnya.

Di sisi lain, pemerintah dan petani di Batola juga didorong untuk mandiri dalam membangun, mengingat APBN sektor pertanian yang terbatas.

Salah satunya memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat digunakan untuk mengadakan alat mesin pertanian dan sarana produksi lain.

"Mengantisipasi dampak el nino, hal yang harus dilakukan adalah mempercepat tanam menjadi tiga kali setahun," beber Syahrul.

"Setelah panen langsung tanam dengan menggunakan alsintan. Losses panen dapat berkurang dan produksi dapat ditingkatkan," imbuhnya.

Untuk memperkuat stok beras nasional yang dapat menghasilkan gabah 3 juta ton dan beras 1,5 juta ton, dibutuhkan sekitar 500 ribu hektar tambahan.

Khusus Kalimantan Selatan, Kementerian Pertanian meminta untuk menggarap lahan 100.000 hektare lahan persawahan. 3.000 hektare di antaranya diproyeksikan di Batola.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen padi di Desa Sungai Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, Jumat (11/8). Foto: Dokpim Batola
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melakukan panen padi di Desa Sungai Gampa Asahi, Kecamatan Rantau Badauh, Jumat (11/8). Foto: Dokpim Batola

"Itu adalah perintah Presiden, sehingga kami akan memberikan booster budidaya dan melakukan perbaikan sampai penggilingan," janji Syahrul.

"Oleh karena akan dijadikan cadangan pangan nasional dalam menghadapi dampak el nino, kami siap membantu benih, pompa air, combine harvester, hingga kesiapan pasar," tambahnya.

Berkaca dari dampak el nino yang terjadi pertengahan 2015, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan dinilai berkontribusi besar terhadap produksi beras.

Faktanya ketika el nino terjadi, lahan-lahan rawa yang biasa digenangi air berubah menjadi surut potensial ditanami padi.

"Tentu butuh kerja keras untuk menambah luas tanam di Kalsel agar bisa mencapai 100.000 hektare," timpal Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan.

"Sesuai dengan rencana, penambahan luas tanam seluas 500.000 hektare akan dilakukan mulai Agustus hingga September 2023 di 10 provinsi," sambungnya.

Khusus di Batola, rencana tersebut ditimpali dengan bantuan dari Kementerian Pertanian senilai Rp3,82 miliar.

"Semoga bantuan dan kehadiran Menteri Pertanian memotivasi masyarakat Batola agar terus menanam padi," sahut Mujiyat, Penjabat Bupati Batola.

"Meski budidaya dan panen dapat terus dilakukan hingga sekarang, pertanian di Batola sendiri sangat membutuhkan bantuan pompanisasi dan pipanisasi yang memadai," tukasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner