bakabar.com, BARABAI – Satu per satu ragam kejanggalan yang menyelimuti kematian Rika Safitri (20) terjawab. Termasuk alasan mengapa ia tewas terbunuh dalam balutan pakaian dinas lapangan (PDL) Menwa.
Sebelum membahas itu, Staf Ahli Komando Menwa (Komenwa) Suryanata, Gumaran meluruskan jika mendiang Rika bukan komandan resimen mahasiswa.
“Almarhumah merupakan staf personalia Komenwa Suryanata,” ujar Gumaran kepada bakabar.com, Rabu sore (6/4).
Menwa 619/Stiper berada di bawah garis komando Menwa Suryanata. Komandan Satuan (Dansat) 619/Stiper kini dijabat oleh M Iqbal. Iqbal menggantikan Rika di organisasi paramiliter tersebut lewat sebuah serah terima jabatan, Senin, 7 Februari 2022.
“Sedangkan Danmenwa Suryanata adalah H Supiyannor. Tahun 2021 lalu Rika sempat menjabat sebagai Dansat 619/Stiper Amuntai,” ujarnya.
Minggu 3 April, Rika ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gubuk kebun warga di Desa Haliau, Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST). Selesai autopsi, jasad Rika dibawa ke rumah duka di Patarikan, Benjang, Hulu Sungai Utara (HSU).
Lantaran simbol Mahanata yang dipakai almarhumah saat meninggal, jajaran Komenwa Suryanata kemudian menggelar upacara pemakaman secara militer. “Sebagai penghormatan terakhir,” ujarnya.
Lokasi penemuan jauh dari permukiman warga sekitar. Selain itu, kejanggalan juga menyeruak pada penemuan jasad Rika. Pada bagian kepala yang sudah dikerumuni serangga, ditemukan bercak darah. Celana PDL hijau yang dikenakannya juga sobek, hingga sebagian pahanya terlihat.
Lantas mengapa Rika ditemukan dengan menggunakan celana PDL?
Gumaran berkata jika Dansat 619/Stiper Iqbal dan wakilnya baru saja mengikuti kursus komandan satuan angkatan I yang diselenggarakan Komenwa Suryanata di Kampus Uvaya, Banjarmasin, 19-20 Maret.
Sebagai senior Rika tentu saja berkewajiban mengarahkan mereka agar segera menyampaikan materi yang sudah didapat selama kursus kepada semua anggota Menwa Stiper.
Mundur ke 2 April 2022 atau tepat di hari Rika hilang, ada pertemuan Satgas Susdansat untuk dibubarkan dan membentuk Satgas baru yaitu Satgas Buka Bersama (Bukber) di tingkat Komenwa. Namun pada hari tersebut banyak Satgas Susdansat dan staf Komenwa yang berhalangan hadir, termasuk Rika.
“Sore itulah kami dapat berita hilangnya Rika di grup WhatsApp Komenwa dan Dansat,” ujarnya.
Sore itu juga, pencarian Rika mulai dilakukan. Semua anggota Menwa yang tersebar di penjuru Kalsel bahkan Kaltim satu komando bergerak melakukan pencarian.
“Anggota Menwa tersebar di berbagai profesi, seperti BPBD, Satpol PP, ASN, damkar, sopir, sampai pedagang, bergerak mencari,” ujarnya.
Hingga Minggu 3 April, beredar kabar jasad Rika ditemukan di sebuah gubuk kebun warga di Haliau. Sesuai cirinya, jasad itu terkonfirmasi sebagai Rika.
Dari keterangan ND adik Rika, sehari sebelumnya mereka berdua baru saja menemui seorang pria bernama Sandri di Barabai Darat guna mengembalikan Iphone13 Promax yang baru saja ia beli senilai Rp1 juta.
Berangkat pada sekitar pukul 15.00 dari Amuntai, mereka berdua tiba di Barabai menjelang waktu magrib. Rika dan Sandri sebelumnya diduga saling mengenal lewat percakapan di sebuah akun jual-beli Facebook. Ketika itu Sandri menghubungi akun marketplace Rika Safitri menggunakan nama akun “Sandri” dengan foto dua pria, salah satunya bertelanjang dada.
“Foto ini yang sempat beredar pertama,” ujar Gumaran.
Namun saat bertemu, Sandri mengaku uang yang akan dibayarkan guna menembus Iphone itu kurang. Rika kemudian dibawa Sandri ke Telaga Habang untuk mengambil kekurangan uang itu.
Sementara ND yang masih duduk di bangku madrasah sanawiah itu ditinggal di sebuah rumah kawan Rika di Barabai Darat. Jarak Barabai Darat ke Telaga Habang terpaut 20 kilometer jauhnya.
Sampai menginjak waktu tarawih, Rika tak kunjung kembali. ND yang hanya ditinggali HP oleh Rika mulai panik. Sampai akhirnya ND kembali ke rumah, dan sekitar pukul 01.00 dini hari anggota Menwa 619 melaporkan kehilangan Rika ke Mapolres HST.
“Rika meninggalkan HP miliknya, makannya ND bisa dijemput pulang,” ujar Gumaran.
Tak hanya itu, STNK, motor, beserta dompet Rika belakangan diketahui juga ikut raib.
Dari keterangan ND, kemudian terkuak ciri-ciri Sandri. Informasi dari ND, pria yang mereka temui itu berkulit putih. Dengan badan penuh tato, memakai mobil pikap berisi sayur-mayur.
Mengenai wajah, ND tidak terlalu memerhatikan, tetapi ingatannya tertuju pada akun “Sandri” yang menawar HP dagangan Rika di marketplace Facebook.
“Foto ini yang men-share ke kami adalah nomor WhatsApp HP Rika yang dipegang adiknya sejak berpisah di Jalan SMP Barabai Darat. Lelaki berkulit putih badan penuh tato memakai mobil pikap sayur warna putih,” ujarnya.
Pascapenemuan jasad, polisi kemudian melakukan penggerebekan di sebuah indekos kawasan Bintara, HST, Senin (4/4) malam. Namun Sandri sudah tak di tempat. Informasi yang didapat pria ini merupakan perantauan asal Sampit yang ikut tinggal dengan orang tua tirinya di Barabai Darat.
Situasi ini, kata Gumaran, lantas menyisakan duka mendalam bagi keluarga besar Korps Menwa dan Ikatan Alumni Menwa Kalsel yang diketuai Gubernur Sahbirin Noor.
“Karena kejadian ini kami jajaran Komenwa dan Ikatan Alumni, sangat terpukul, sedih yang dalam dan sangat amat geram dengan pelaku pembunuhnya,” kata Gumaran.
Terlebih melihat luka di bagian belakang kepala, Gumaran menduga Rika dilumpuhkan dari belakang.
Gumaran yang mengenal Rika sejak Pendidikan Dasar Menwa di Rindam VI/Mulawarman 2019, yakin anak didiknya itu bisa selamat jika berhadapan satu lawan satu dengan pelaku.
“Rika ini atlet IPSI Amuntai dari Pencak Silat Mande Muda,” tambahnya.
Gumaran menyatakan Menwa siap membantu proses pencarian terhadap terduga pelaku pembunuh Rika.
“Kami saat ini juga mencari cari siapa pelakunya, apakah SD sendiri atau ada yang lain,” ujarnya.
Selebihnya Menwa Suryanata, kata Gumaran, menyerahkan penuh proses penyelidikan ke kepolisian yang kini masih berupaya merampungkan hasil autopsi.
“Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian, bantuan, pencarian sejak hilangnya Rika, evakuasi, autopsi, hingga pemakaman selesai,” ujarnya mewakili Danmenwa Suryanata,H. Supiyannor.
“Semoga almarhumah diampuni semua dosanya, dan mudah-mudahan pelaku pembunuhan anggota kami segera ditangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal,” pungkasnya.