bakabar.com, BARABAI – Polisi akhirnya menemukan seorang saksi kunci kasus kematian dua bocah di Desa Pagat RT 8, Kecamatan Batu Benawa, Hulu Sungai Tengah (HST).
Bocah berusia 3 dan 5 tahun itu sebelumnya diduga kuat dibunuh oleh Sutarti (27) ibu kandungnya sendiri.
Sutarti diduga mengalami depresi sejak ditinggal meninggal sang suami sebulan belakangan.
Jasad kedua korban ditemukan polisi Rabu (25/11) kemarin dalam kondisi sudah tak bernyawa. Namun jasad mulus tanpa luka.
“Hari ini [saksi kunci] rencananya kita panggil untuk dimintai keterangan,” kata Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dany Sulistiono kepada bakabar.com, Kamis (26/11).
Informasi dihimpun bakabar.com, saksi ini adalah seorang anak tiri dari Sutarti. Dia masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4. Saat ini dalam kondisi trauma.
Adik mendiang suami Sutarti, Ipul (50) menyebutkan bocah perempuan itu satu-satunya saksi yangberada di kediaman Sutarti pada hari kejadian.
“Sekitar pukul 09.00 hari itu, si anak (anak tiri-red) datang tak memakai baju ke rumah saya,” kata Ipul ditemui bakabar.com di kediamannya yang tak jauh dari rumah Sutarti.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Ipul mengaku tak tahu apa yang terjadi dengan anak tiri Sutarti sampai tak memakai baju.
“Dia waktu itu tak cerita apa-apa, ada hal apa di rumah Sutarti sehingga keluar rumah tidak memakai baju. Saya tanya ada siapa di rumah Sutarti. Tapi dijawabnya mama (Sutarti) tidak ada di rumah,” cerita Ipul.
Oleh Ipul, bocah itu kemudian diantar ke kediamannya di Desa Waki Kecamatan Hantakan.
Ipul sendiri baru mengetahui kasus kematian dua kemenakannya saat polisi meminta keterangan dari anak tiri Sutarti siang tadi.
Anak ini, kata Ipul, menceritakan panjang lebar ihwal kejadian yang dilihatnya ketika berada di rumah Sutarti.
Runtutan kronologinya, Ipul menjelaskan pembunuhan berawal dari anak yang laki-laki kemudian anak yang perempuan.
“Dari yang saya dengar, mulanya anak kandungnya yang laki-laki, tubuhnya dibalut menggunakan kain. Kemudian dari leher hingga kepala juga diikat kain, seperti mayat,” ujar Ipul.
Kemudian, anak yang perempuan masih berumur 4 tahun. Dari pengakuannya, mulut dan hidung bocah ini ditutup menggunakan tangan.
“Melihat hal itu, anak tirinya jadi lari ke tempat saya tanpa menggunakan baju tadi. Mungkin karena saking takutnya,” tutup Ipul.
Oknum Simpatisan Terjerat Sabu di Kotabaru, FPI Bantah Anggotanya
Saat ini polisi belum menetapkan ibu kandung sebagai tersangka. Pun demikian dengan pembunuhan dan penyebab kematian dua bocah tadi.
“Kami belum menetapkan tersangka. Saat ini ibu korban statusnya sebagai saksi,” kata AKP Dany.
Mengenai kejiwaan Sutarti yang disebut depresi hingga tega membunuh dua anak kandungnya itu pun masih didalami polisi.
“Ini harus dipastikan dengan observasi beberapa kali terhadap kejiwaannya,” kata Dany.
Saat ini Sutarti tengah menjalani pemeriksaan di Poli Kejiwaan RS Kandangan.
“Pemeriksaan dilakukan selama 14 hari. Nanti dari hasil observasi, ketahuan apakah orang ini memang mengalami gangguan jiwa,” terang Dany.
Pun demikian hasil visum dari dua korban. Dany masih menunggu hasil observasi pihak RS Damanhuri Barabai.
Yang pasti, sementara ini kematian anak Sutarti yang masih berumur 6 tahun dan 4 tahun itu diperkirakan karena kehabisan oksigen.
“Dokter belum memastikan tapi yang jelas kehabisan oksigen. Apakah itu dicekik, hidungnya ditutup bantal atau yang lainnya, kita belum berani menyimpulkan,” tutup Dany.
Bercak Hitam di Leher
Kasus kematian dua anak kandung Sutarti (27) yang masih berusia di bawah umur masih menyimpan misteri.
Pasalnya, polisi tak menemukan tanda kekerasan pada jasad bocah laki-laki dan perempuan itu.
“Tidak ditemukan tanda bekas luka dan bekas hantaman benda tumpul,” ujar Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dany Sulistiono kepada bakabar.com, Rabu (25/11) malam.
Kematian anak Sutarti yang masih berumur 5 tahun dan 3 tahun itu diduga lantaran kehabisan oksigen.
“Dokter belum memastikan tapi yang jelas kehabisan oksigen. Apakah itu dicekik, hidungnya ditutup bantal atau yang lainnya, kita belum berani menyimpulkan,” kata Dany.
Lebih jauh, dari tubuh keduanya juga ditemukan bercak hitam di bagian leher.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Namun untuk memastikan temuan itu saat ini jasad para korban tengah divisum pihak RSUD H Damanhuri Barabai.
“Dua atau tiga hari baru keluar hasilnya,” kata perwira berpangkat tiga balok itu.
Sore tadi, warga Kecamatan Batu Benawa dikejutkan dengan kematian dua anak Sutarti.
Kedua bocah malang itu ditemukan dalam keadaan terlentang tanpa busana di dalam kamar rumahnya di Desa Pagat RT 8, Batu Benawa.
Warga menduga keduanya dibunuh oleh Sutarti, ibu kandungnya sendiri yang mengalami depresi.
“Sudah sebulan belakangan Sutarti ini ditinggal meninggal suaminya,” ujar salah seorang warga.
Namun demikian polisi belum menetapkan Sutarti sebagai pelaku atau tersangka.
“Dia saat ini saksi,” tegas Dany.
Lantaran diduga depresi, Sutarti lantas dilarikan ke Poli Kejiwaan di RS Kandangan HSS untuk dilakukan observasi.
“Kita masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi-saksi,” ujar Dany mengakhiri.
Kronologi Temuan
Warga Hulu Sungai Tengah (HST) dikejutkan dengan kasus pembunuhan dua bocah di Batu Benawa, Rabu (25/11) sore tadi. Pelaku diduga ibu kandungnya sendiri.
Jasad bocah malang itu ditemukan terlentang tanpa busana di dalam kamar rumah mereka di RT 8 Desa Pagat.
Inalillahi, 2 Bocah di Batu Benawa HST Tewas Diduga Dibunuh Ibu Depresi
Belakangan diketahui rumah itu milik Sutarti (27), seorang janda yang ditinggal meninggal suaminya. Sang ibu tampak mengoceh tak jelas.
“Ada warga yang mendengar bunyi gaduh dari dalam rumah. Lalu didatangi. Saya tanyakan di mana anak? Dijawabnya, mati,” ujar Wati salah satu warga kepada bakabar.com.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Keduanya ditemukan setelah warga setempat bersama anggota Polres HST mendobrak pintu rumahnya.
“Saat ditemukan sang ibu dalam keadaan telanjang,” kata Wati.
Korban berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Yang laki-laki berumur 5 tahun dan yang perempuan 3 tahun.
Keduanya ditemukan dalam keadaan tanpa busana di dalam kamar rumahnya. Bibir mereka sudah membiru sebelum dievakuasi ke RSUD H Damanhuri Barabai, sekitar pukul 15.45.
Kedua bocah itu diduga dibunuh oleh Sutarti (27) yang diketahui mengalami depresi.
Dijumpai bakabar.com di TKP, Wati bercerita ihwal kronologi penemuan jasad dua bocah tadi.
Bermula dari warga yang mendengar bunyi gaduh di dalam rumah Sutarti sekitar pukul 14.00.
Kemudian ada warga lewat dan menanyakan keberadaan anak-anak Sutarti.
Pertanyaan warga itu terlontar lantaran sang anak yang biasanya bermain di luar rumah tidak ada keluar walau sekadar di teras.
Setiap warga yang menanyakan keberadaan sang anak jawabannya selalu sama; dibunuh.
“Ketika ditanyai, Mama Hasima (sapaan akrab Sutarti) selalu menjawab anaknya sudah mati,” kata Wati.
Jawaban Sutarti itu sontak membuat penasaran warga sekitar. Akhirnya, warga ramai-ramai mendatangi rumahnya.
Rumah Sutarti terkunci rapat saat warga ingin melihat ke dalam rumah.
Ketika diintip salah satu warga yang berdatangan tadi lewat jendela terlihat kedua buah hati Sutarti dalam keadaan terlentang tanpa busana. Pun demikian dengan sang ibu. Dia mengoceh tak jelas.
Sembari menunggu kedatangan pihak berwajib, warga pun tak berani masuk.
“Kami tidak berani masuk ke dalam rumah sebelum polisi datang,” kata Wati.
Hingga Polisi datang, bersama warga akhirnya pintu rumahnya didobrak. Mayat kedua anaknya pun akhirnya di bawa ke RSUD H Damanhuri.
“Saya tidak melihat ada darah. Mulutnya juga tidak berbusa. Mereka terlentang dan tidak mengenakan busana,” terang Wati.
Sempat Jalan-Jalan
Lantas bagaimana dengan kehidupan sehari-hari Sutarti?
Jauh sebelum ditinggal (meninggal) sang suami, warga menilai kesehariannya normal-normal saja.
Baca selengkapnya di halaman selanjutnya:
Bahkan, sehari sebelum kejadian, Sutarti terlihat masih mengajak kedua anaknya jalan-jalan.
“Jadi tidak menyangka bisa terjadi seperti ini,” kata Wati.
Dari kejadian itu warga menduga Sutarti depresi karena ditinggal suami.
“Biasanya dengan tetangga ramah selalu tegur sapa. Dia baru sebulan ini ditinggalkan sang suami meninggal,” kata Wati.
Dia merawat 3 orang anak. Dua anak kandung yang meninggal tadi dan 1 orang anak tiri.
“Anak yang tiri ini yang tinggal di Desa Waki Kecamatan Hantakan,” tutup Wati.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dany Sulistiono saat berada di TKP menjelaskan pihaknya masih mendalami kasus tersebut.
Dugaan awal dan motif pembunuhan juga belum diketahui. Pihaknya pun belum bisa membenarkan jika Sutarti sedang depresi.
“Kalau dibilang depresi, ya harus dibuktikan dulu. Sekarang masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut,” tutup Dany.
Sementara terkait kondisi terbaru Sutarti di RSUD Hasan Basri Kandangan, awak media ini belum bisa mengakses informasi dari pihak rumah sakit.
Dilengkapi Muhammad Hidayat