Dunia Paralel

Menyelami Multiverse, Kembaran Manusia dari Dunia Paralel

Bagaimana jadinya kalau ternyata ada kehidupan lain di dunia paralel? Meski terdengar seperti cerita fiksi, ilmuwan menyebut hipotesis ini sebagai multiverse

Featured-Image
Ilustrasi Dunia Paralel Multiverse (Foto: dok. SultanTV)

bakabar.com, JAKARTA - Pernahkah Anda bertanya-tanya, apakah manusia di muka Bumi adalah satu-satunya makhluk hidup di alam semesta? Bagaimana jadinya kalau ternyata ada kehidupan lain di dunia paralel?

Meski terdengar seperti cerita fiksi, hipotesis mengenai kehidupan di luar Bumi sudah banyak dikemukakan oleh ilmuwan.

Teori ini disebut sebagai multiverse, di mana meyakini bahwa ada dunia lain yang seolah-olah berjalan berdampingan dengan semesta tempat manusia hidup.

Teori multiverse pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan asal Amerika, Hugh Everett III pada 1954.

Dia menduga efek kuantum bisa menyebabkan alam semesta terus-menerus terbelah, hingga membentuk alam semesta lain. 

Dalam tesisnya, Hugh menyatakan bahwa jumlah multiverse tak terhitung dan dipenuhi ‘salinan’ dari tiap manusia.

Konsep ini terus dikembangkan hingga tercetuslah Inflation Theory atau Teori Inflasi pada 1980-an. 

Selain teori dari alumnus Princeton University tersebut, masih ada sederet hipotesis lain yang mendukung eksistensi multiverse.

Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya:

Teori Infinite Universe

Ilmuwan menduga ruang-waktu berwujud datar dan membentang tanpa batas. Jika berlangsung selamanya, ini bisa berulang karena adanya partikel terbatas yang dapat diatur pada ruang dan waktu.

Sederhananya, Teori Infinite Universe menyatakan bahwa manusia bisa melihat versi lain diri mereka. ‘Kembaran’ di dunia lain itu sejatinya adalah versi tak terbatas dari diri seseorang.

Beberapa dari ‘kembaran’ itu boleh jadi melakukan hal sama seperti orang tersebut di Bumi: memiliki gaya hidup, pendidikan, sampai karier serupa. Namun, sebagian lagi juga ada yang menentukan keputusan berbeda.

Teori Mathematical Universe

Teori ini dikemukakan oleh seorang fisikawan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Max Tegmark, dalam bukunya Our Mathematical Universe (2014).

Teori ini menyatakan seluruh alam semesta terdiri dari elemen, atom, atau kepulauan kosmik yang tak ada ujungnya.

Tegmark menjelaskan bahwa struktur matematika bisa berubah, tergantung di mana manusia berada. "Saya benar-benar percaya ada alam semesta di luar sana yang dapat eksis secara independen dan akan terus ada sekalipun tidak ada lagi manusia," tulisnya.

Teori Inflasi

Teori Inflasi menyatakan alam semesta mengalami periode ekspansi dan berkembang dengan sangat cepat dalam waktu singkat.

Ini sekaligus menjawab teka-teki pada Teori Big Bang, di mana alam semesta mampu mengembang secara relatif dan bertahap sepanjang sejarah.

Berangkat dari hipotesis tersebut, Ahli Teori Multiverse dari Arizona State University, Heling Deng, menyatakan inflasi tak berakhir secara bersamaan.

Meski inflasi alam semesta telah berakhir sekitar 14 miliar tahun lalu, bisa saja inflasi itu masih terus berlanjut di daerah lain hingga saat ini.

Pernyataan Heling lantas memunculkan kemungkinan lain, yaitu skenario inflasi abadi.

Dalam hal ini, setiap alam semesta akan muncul dengan hukum fisika, kumpulan partikel, pengaturan gaya, dan nilai konstanta fundamentalnya sendiri.

Teori Parallel Universe

Parallel Universe atau dunia paralel barangkali menjadi yang paling sering Anda dengar.

Teori ini menjelaskan kehidupan manusia dan alam semesta berjalan secara bersamaan satu sama lain.

Para ahli kuantum percaya sebuah dunia paralel tercipta setiap detik. Masing-masing dunia bahkan tak menyadari kehadiran semesta lainnya, pun tak ada yang bisa memastikan dunia mana yang sebenarnya nyata.

Demikianlah sejumlah teori yang mendukung eksistensi multiverse atau dunia paralel. Percayakah Anda kalau multiverse benar-benar ada? Atau, itu hanya asumsi belaka?

Editor


Komentar
Banner
Banner