bakabar.com, MARABAHAN – Peringatan Hari Jadi (Harjad) Barito Kuala menjadi berkah tersendiri bagi para penjahit di Marabahan. Pada momentum tersebut, mereka meraup untung lebih banyak dari hari biasa.
Batola genap berusia 60 tahun, tepat 4 Januari 2020. Sementara puncak peringatan dilangsungkan 8 Januari 2020.
Selayaknya peringatan hari jadi kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, busana sasirangan pimpinan daerah, pegawai dan undangan juga dibikin khusus.
Untuk edisi 2019, terdapat pattern utama berupa padi, purun dan gigi haruan. Sementara pilihan warna tergantung selera masing-masing instansi.
Seminggu menjelang puncak peringatan, kain-kain tersebut sudah mulai berada di tangan penjahit yang sebagian besar berdomisili di Marabahan.
Di antara sekian penjahit, kesibukan di Outlet Sasirangan Bahalap paling kentara. Sebelum 8 Januari 2020, usaha di Jalan Jenderal Sudirman Marabahan ini harus menyelesaikan sekitar 300 pakaian. Sementara hari biasa, orderan jahitan yang masuk sekitar 200 lembar per bulan.
“Alhamdulillah kami dipercaya menyelesaikan orderan dari enam instansi di Batola,” papar Rara, pemilik Outlet Sasirangan Bahalap, Sabtu (28/12).
“Untuk model biasa atau standar, sehari dapat selesai 5 lembar pakaian. Kalau model kombinasi, bisa saja hanya selesai selembar sehari, karena tergantung tingkat kesulitan,” imbuhnya.
Namun pelanggan Outlet Sasirangan Bahalap tak perlu khawatir orderan mereka tidak selesai tepat waktu, karena Rara mempekerjakan lima penjahit.
Tarif model standar sebesar Rp150 ribu. Sedangkan kombinasi dikenakan harga mulai Rp250 ribu, “Biasanya wanita yang mengorder model kombinasi,” beber Rara.
Selain jasa menjahit, Outlet Sasirangan Bahalap juga menyediakan kain sasirangan dari berbagai bahan. Mulai satin seharga Rp100 ribu hingga sutra yang berbanderol Rp500 ribu per 2 meter.
Juga tersedia satin warna khusus seharga Rp150 ribu, serta motif limited yang berbanderol Rp800 ribu sampai Rp1 juta.
“Untuk sasirangan motif Batola, kami menerima orderan kain sekitar 300 lembar. Itu belum termasuk pesanan khusus dari DPRD Batola dan masyarakat,” jelas Rara.
Kebanjiran order juga dirasakan Rita Busana di Jalan AES Nasution Marabahan. Dari sebelumnya sekitar 30 lembar per bulan, sekarang mereka harus menyelesaikan sekira 50 lembar pakaian dalam dua pekan.
“Pelanggan kami mayoritas wanita. Sebagian besar ingin tampil berbeda, sehingga pesanan mereka juga harus diolah sedemikian rupa,” ungkap Mahrita, pemilik Rita Busana, Minggu (29/12).
“Rata-rata mereka meminta kain furing yang bagus dan penambahan payet. Namun tidak semua model kombinasi dapat dilayani, karena waktu yang cukup mepet,” tambahnya.
Harga yang mesti dibayarkan pelanggan juga bersaing. Rita mematok Rp100 ribu untuk model standar, sedangkan model kombinasi hingga Rp300 ribu atau tergantung kesulitan.
Momentum Harjad Batola pun berimbas kepada Dia Taylor di Gang Salatiga Marabahan. Biasanya lebih banyak melayani permak pakaian, usaha yang dirintis Murdia ini juga mengalami peningkatan order.
“Dalam tiga hari terakhir, saya sudah menerima 11 pesanan jahitan yang mayoritas pakaian pria,” papar Murdia yang merintis usaha menjahit sejak 2000.
Kemungkinan orderan masih bertambah, karena puncak peringatan masih sekitar sepekan, “Tahun lalu saya bahkan sampai tertidur di depan mesin jahit, karena baju harus selesai sebelum pukul 08.00,” kenangnya.
Baca Juga: Kalsel Darurat Narkoba, Ikmada Sosialisasikan Bahayanya pada Pemuda
Baca Juga: Resmi Beroperasi, Ini Fasilitas Unggulan RS Bhayangkara HIS Banjarmasin
Reporter: Bastian Alkaf
Editor: Muhammad Bulkini