bakabar.com, BANJARMASIN – Salat Idul Adha 1441 hijriah di Masjid Sabilal Muhtadin bakal berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya dua pintu dibuka.
Pasalnya, masjid berkapasitas 15 ribu jemaah ini sudah pasti menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
Jemaah bakal didisplinkan dengan sejumlah aturan ketat. Semisal, menggunakan masker, mencuci tangan dan membatasi saf salat.
Sampai hari ini, ibu kota Kalsel sendiri masih menjadi daerah transmisi lokal penularan Covid-19. Banjarmasin menjadi penyumbang kasus terbanyak. Jemaah diminta waspada.
Kepada bakabar.com, Sekretaris Umum Badan Pengelola Mesjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Samsul Rani menjelaskan skema pelaksanaan Salat Id yang bakal dihelat Jumat (31/7) lusa.
Untuk jarak saf salat satu meter misalnya. Pengelola sudah memberikan tanda silang di dalam maupun halaman masjid.
“Salat Iduladha dÃlaksanakan dengan
protokol kesehatan lengkap. Kami sudah menyiapkannya,” ujarnya, Rabu (29/7).
Penerapan protokol kesehatan sudah tak asing bagi mereka. Pasalnya standar yang sama sudah diterapkan saat pergelaran Salat Jumat.
Selain saf, hanya dua pintu masuk yang dibuka untuk keluar-masuk jemaah. Sisanya ditutup untuk mengurangi penumpukan massa lebih banyak.
Dua pintu masuk yang dibuka di depan Mahligai Pancasila dan di depan kediaman Kapolda Kalsel.
"Semua jemaah sebelum masuk ke kawasan masjid akan kami periksa suhu tubuhnya. Kami kontrol penuh,” tegasnya.
Ada empat alat pendeteksi suhu tubuh yang dipersiapkan. Dua untuk memeriksa suhu tubuh jemaah perempuan. Sisanya untuk jemaah laki-laki.
“Demikian supaya tak ingin ada interaksi yang berdampak penularan Covid-19,” paparnya.
Selain itu isi khotbah akan langsung disampaikan ketika sebelum Salat Id.
“Kami juga mengimbau, agar jemaah berwudhu di rumah terlebih dulu. Jadi ketika datang langsung beribadah,” harapnya.
Wali Kota Ibnu Sina tak menampik bahwa daerah yang dipimpinnya akan tetap menggelar Salat Id secara berjemaah.
Namun catatannya, para jemaah wajib displin memberlakukan protokol kesehatan.
“Termasuk [pengelola] tempat ibadah di Banjarmasin untuk menerapkan protokol kesehatan,” jelas Ibnu, Rabu (29/7).
Para jemaah tanpa terkecuali diminta wajib mengenakan masker. Mencuci tangan, serta disiplin menjaga jarak antarjemaah minimal 1 meter.
"Boleh tapi dengan physical distancing, termasuk juga di tanah lapang seperti satu sajadah diberi jarak gitu," ujarnya.
Ibnu sempat mendapatkan tawaran khusus sebagai Khatib atau juru khotbah.
Namun dirinya menolak. Orang nomor satu di Banjarmasin itu lebih memilih menjadi jemaah biasa.
Sebagai informasi, sang wali kota akan mengikuti Salat Id di masjid sekitar rumah dinas jabatan.
"Masjid Arafah di sekitar Jalan Dharma Praja saja," ucapnya.
Lalu bagaimana dengan pelaksanaan ibadah Kurban? Ibnu tetap memperbolehkannnya.
Tapi, dengan catatan panitia pemotongan yang terlibat di tempat ibadah lebih sedikit dari biasanya.
Selain itu panitia pemotongan diminta memberi jarak waktu untuk warga mengambil daging kurban.
Hal itu supaya tidak terjadi konsentrasi massa sekaligus menerapkan protokol kesehatan.
"Sebaliknya panitia harusnya mengirimkan bagian daging kurban ke rumah warga yang menjadi haknya. Itu agar tidak terjadi penumpukan massa," ucapnya.
Panitia pemotongan juga diimbau tidak memakai kantong plastik dalam membungkus bagian hewan kurban.
Penggunaan kantong plastik ini dialihkan ke sektor yang ramah lingkungan seperti bakul purun.
Langkah ini sekaligus mendukung program Pemkot Banjarmasin mengurangi penggunaan kantong plastik.
"Kita sudah membuat surat imbauan seperti tahun tahun sebelumnya," ucapnya.
Editor: Fariz Fadhillah