bakabar.com, BANJARMASIN – Aksi pencurian air mulai meresahkan warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Lihat saja, sepanjang Agustus, sudah sekitar 40 meteran air PDAM Bandarmasih lenyap. Perusahaan plat merah ini pun merugi hingga Rp13,6 juta.
Penelusuran bakabar.com, harga meteran ini per unitnya mencapai Rp340 ribu. Jika sampai ke tangan pengepul, meteran tersebut akan ditimbang per kilogramnya.
Yang mana harga kuningan saat ini berkisar Rp40 ribu hingga Rp70 ribu/kg. Artinya, butuh tiga unit meteran air untuk mencapai 1 kilogram.
"Dengan diameter pipa 3/4 dengan tekanan air yang berbeda beda di tiap pelanggan," ujar Supervisor Meter PDAM Bandarmasih, Demian Ferry Adhitya Kurniawan kepada bakabar.com.
Kasus pencurian meteran air umumnya menargetkan rumah toko dan rumah kosong. Spesifiknya, rumah yang tak memiliki pagar dan tak berpenghuni atau sepi. Mereka kerap beraksi saat malam hari.
Lebih jauh, ada tiga titik yang kerap jadi target operasi mereka. Yaitu Banjarmasin Barat, Utara dan Selatan.
"Sudah 2 kali laporan mulai tahun 2020 ke Polresta, tetapi belum ada tindak lanjutnya," ucapnya.
Ia pun menghimbau pelanggan meningkatkan kewaspadaannya. Dan melaporkan setiap ada orang yang mencurigakan berada di dekat meteran air.
“Terlebih saat malam hari, bagus lagi kalau melapor dengan bukti rekaman video,” ujarnya.
Kecepatan laporan akan berguna bagi PDAM untuk menekan kerugian lebih dalam dengan menutup distribusi air ke meteran.
Untuk biayanya bervariatif. Jika ada surat keterangan kehilangan dari kepolisian biayanya Rp 27.500. Sedangkan jika tidak ada surat keterangan biayanya Rp 220.000.
"Pelanggan agar selalu waspada kepada pihak yang mengatas namakan petugas PDAM Bandarmasih. Jika petugas tersebut tidak memiliki surat perintah kerja yang jelas, tidak berseragam, tidak memakai Id Card Maka pelanggan berhak untuk menolak petugas tersebut," katanya.