bakabar.com, BANJARMASIN - Kepindahan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul dari desa kelahiran (Keraton) ke Sekumpul sudah diketahui jauh hari oleh dua ulama.
Ulama pertama yang mengetahui Abah Guru akan pindah dari desa Keraton ke Sungai Kacang Kelurahan Kampung Jawa (sebelum diberi nama Sekumpul) adalah Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi.
Ayah angkat dari Abah Guru tersebut sudah mengetahui kepindahan itu (dengan kasyafnya) jauh bertahun-tahun sebelum waktu kepindahan beliau.
"Zaini, ikam kena suatu saat cagar pindah ke Kampung Jawa (Zaini, kamu nanti suatu saat akan pindah ke Kampung Jawa)," ujar Habib Zein pada Abah Guru.
Ulama kedua yang mengetahui kepindahan Abah Guru ke Sekumpul adalah Guru utama beliau sendiri, Syekh Muhammad Syarwani Abdan atau yang lebih dikenal dengan Guru Bangil.
Guru Bangil mengetahui perkara itu karena disampaikan Abah Guru, ketika meminta izin dan restu kepindahan tersebut. Oleh Guru Bangil, kepindahan tersebut pun direstui. Bahkan, beliau menasehatkan untuk memberi nama musholla yang akan dibangun, dengan nama "Ar Raudhah" mengambil berkah tempat suci di Masjid Nabawi Madinah.
"Mudah-mudahan semua yang hadir di sini menjadi penghuni Raudhah, taman-taman Surga nantinya," jelas Abah Guru di majelis beliau.
Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (5), Ejekan yang Menjadi Doa
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (6), "Kebaikan" yang Dinilai Tak tepat oleh Sang Ayah
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (7), Angin Menjadi Ribut Ketika "Dihukum" Sang Ayah
Salah satu alasan kepindahan Abah Guru Sekumpul ke Sungai Kacang adalah desa yang beliau tinggali (Keraton), tak lagi bisa menampung banyaknya jemaah yang hadir di majelis beliau. Jemaah yang hadir di tahun 1980-an itu sudah sampai jalan provinsi, Jl Ahmad Yani. Akibatnya, lalu lintas menjadi sedikit terganggu.
Menyadari itu, Abah Guru pun merencanakan kepindahan ke Sungai Kacang. Daerah itu sebelumnya adalah hutan. Menurut buku "Figur Karismatik Abah Guru Sekumpul", daerah itu semula merupakan sarang pencuri dan perampok.
Dipilihnya daerah Sungai Kacang pada saat itu, selain harga tanahnya yang murah, juga karena jauh dari keramaian kota.
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (8), Pernah Dikeroyok di Usia Sekolah
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (9), Melarang Murid Memberi Minum Saat Mengajar
Baca Juga:Mengenang Abah Guru Sekumpul (10), Sempat Mau Dibunuh Ketika Mengajar
Setelah pembangunan mulai rampung di tahun 1990-an, Abah Guru pindah ke Sungai Kacang dan memberi nama baru untuk daerah itu dengan nama Sekumpul.
"Sekumpul artinya takumpul. Insya Allah kaena kita takumpul di sini sampai ke Surga (Sekumpul artinya terkumpul. Insya Allah nanti kita akan terkumpul di sini sampai ke Surga, red)," jelas Abah Guru terkait penamaan Sekumpul di majelis beliau.
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (12), Seorang Habib Diberi Isyarat Tentang Rencana Pernikahan Beliau
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (13), Berguru pada 179 Ulama, Tersebar dari Banjar hingga Tanah Suci
Baca Juga: Mengenang Abah Guru Sekumpul (14), Keluarkan 1 Milyar di Setiap Minggunya
Editor: Muhammad Bulkini