bakabar.com, BANJARMASIN – Siapa yang tak kenal dengan sosok sang maestro lagu banjar H Anang Ardiansyah.
Pria kelahiran Banjarmasin, 3 Mei 1938 silam ini adalah seorang penyanyi dan pencipta lagu, khususnya lagu daerah Banjar.
Ia dikenal sebagai pencipta lagu-lagu Banjar terbanyak, yakni sebanyak 103 judul dan menjadi maestro lagu-lagu Banjar.
Sebut saja salah satu lagu ciptaannya yang paling tersohor adalah Paris Barantai.
Kali ini, tepatnya di dalam rangkaian hari jadi ke-494 Kota Banjarmasin, biografi sang maestro diabadikan melalui sebuah buku yang berjudul “ABAH RAJA AI”.
Buku yang hanya dicetak sebanyak 300 eksemplar dengan edisi eksklusif itu ditulis oleh Nasrullah yang merupakan akademisi dan berkolaborasi dengan Riswan Irfani salah seorang ahli waris.
Secara gambaran umum, buku Abah Raja Ai menggambarkan perjalanan Anang Ardiansyah sebagai seorang penulis lagu dan penyanyi.
Dimana sebelumnya menciptakan sebuah lagu, Anang Ardiansyah pasti melakukan riset terlebih dahulu. Padahal tidak banyak orang tahu bahwa beliau adalah seorang akademisi.
“Itu tidak hanya sekadar faktor X, tapi memang beliau punya kemampuan belajar teori-teori lagu,” terang Inas di bedah buku Abah Raja Ai di Aula Kayuh Baimbai, Sabtu (19/9).
Disinggung mengenai judulnya yang begitu fenomenal, Inas menambahkan bahwa itu berkaitan dengan judul lagu beliau, yang berjudul Uma Abah.
“Kita ambil dari lirik lagu itu, yang narasinya seorang anak yatim kehilangan orang tua,” tambahnya.
Buku yang terdiri dari 136 halaman itu, sebenarnya sudah mulai disusun sejak tahun 2009 silam. Setelah mendapat donatur, akhirnya buku ini pun bisa diterbitkan.
“Kami tidak mengemis atau minta-minta. Setelah kami coba mencari donatur pak Wali kota Ibnu Sina bersama donatur lainnya mau mendokumentasikan,” timpal Riswan.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan ketika membaca lembar demi lembar buku Abah Raja Ai seperti mengingat masa lalu.
"Saya seperti dejavu. Karena yang diungkit bukan hanya lagu, tapi kain sasirangan," imbuhnya.
Walaupun sebetulnya, kata Ibnu sosok Anang bukan hanya milik kota Banjarmasin semata. Namun milik Kalimantan Selatan bahkan Indonesia.
"Karena kiprah beliau untuk menyajikan lagu-lagu Banjar, saya menjadi sebuah motivasi terhadap seniman-seniman lain," ucapnya.
Untuk itu, Ia berharap mudah-mudahan ini bisa jadi kado terindah saat momentum Hari Jadi Kota Banjarmasin.
Pasalnya yang terjadi sekarang adalah lakukan merupakan sedikit yang bisa dibalas dari kiprah Anang.
"Sebuah apresiasi untuk seniman luar biasa. Warga Banjarmasin harus berbangga karena punya seniman seperti beliau," ucapnya.