Kalsel

Mengandung Gas, Air Sumur Bor Badandan Batola Layak Konsumsi

apahabar.com, MARABAHAN – Setelah melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium, air sumur bor yang mengandung gas di Desa…

Featured-Image
Petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Barito Kuala ketika memeriksa air dari sumur bor Desa Badandan. Foto-apahabar.com/Bastian Alkaf

bakabar.com, MARABAHAN – Setelah melalui serangkaian pemeriksaan laboratorium, air sumur bor yang mengandung gas di Desa Badandan, Kecamatan Cerbon, Barito Kuala (Batola) dinyatakan tetap layak konsumsi.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan Laboratorium Kesehatan Kalimantan Selatan tersebut dirilis Dinas Kesehatan Barito Kuala, Kamis (26/12).

Dari empat sumber air yang dijadikan sampel, tidak terkandung zat-zat berbahaya. Pun nilai zat yang ditemukan rata-rata masih dibawah batas maksimum.

“Selain dari sumber air yang mengeluarkan gas, kami mengambil sampel dari tiga sumber air lain sebagai pembanding,” papar dr Azizah Sri Widari, Kepala Dinas Kesehatan Batola.

“Ternyata hasil laboratorium dari keempat titik tersebut nyaris sama. Semua zat kimiawi yang terkandung masih dalam batas aman, mengingat air maupun gas merupakan unsur terpisah dan tak saling bercampur,” imbuhnya.

Hasil laboratorium menunjukkan pH atau keasaman keempat titik tersebut berkisar antara 6,19 hingga 7,30. Sementara batas maksimum yang dianjurkan dalam rentang 6,5 hingga 8,5.

Kemudian sianida (CN) yang berbahaya untuk kesehatan, juga masih jauh dari batas maksimum 0,1. Keempat titik sampel menghasilkan nilai 0,0177 hingga 0,002.

Demikian pula zat-zat lain seperti kesadahan (CaCO3), nitrat (HNO3), nitrit (NaNO2), sulfat (SO2), besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn) dan tembaga (Cu) yang kesemuanya masih dibawah batas maksimum.

Meski demikian, bukan berarti air tersebut dapat langsung dikonsumsi. Sesuai tipikal air tanah, kandungan bakteri MPN caliform dan escherichia coli yang terkandung dalam air sumur bor Badandan terbilang tinggi.

Anjuran yang diberikan adalah air jangan langsung dimasak, tetapi lebih dahulu ditampung dan diendapkan. Dianjurkan air permukaan yang diambil untuk dimasak.

“Memang kualitas kimiawi air dalam batas aman. Tapi dari kandungan bakteriologis air dari sumur bor itu tidak aman untuk langsung dikonsumsi,” tukas Azizah.

“Artinya kalau dijadikan sebagai sumber air minum, harus diolah dulu dengan cara dimasak sampai mendidih sebelum dikonsumsi,” tandasnya.

Sebelumnya di akhir November 2019, masyarakat Desa Badandan RT 01 dan RT 02 dibikin heboh, karena usaha pengeboran tanah untuk mencari air, malah mengeluarkan gas.

Pengeboran ini merupakan bagian dari Sarana Prasarana Lingkungan (Sarling) dari Kementerian Sosial yang diserahkan kepada Dinas Sosial Batola.

Tidak semata berbau, gas tersebut mengeluarkan api kalau dipantik dengan korek. Dari tiga titik, sumber gas yang paling besar berada di RT 01.

Berdasarkan perkiraan sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan, gas tersebut merupakan Coal Bed Methane (CBM) yang terjebak.

Oleh karena mengandung gas, air yang keluar dari sumur bor tersebut dianjurkan tidak dikonsumsi, sebelum diperiksa instansi terkait.

Baca Juga: Heboh Warga Badandan di Batola Memperoleh Sumber Gas

Baca Juga: Bercampur Gas, Air Sumur Bor Badandan Masih Tanda Tanya



Komentar
Banner
Banner