bakabar.com, JAKARTA – Belasan orang meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka bakar serius akibat insiden kebakaran dahsyat di kawasan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang milik PT Pertamina (Persero) di Jakarta Utara pada Jumat (3/3) malam.
Sejak tahun 2009 sejarah mencatatkan peristiwa nahas ini merupakan insiden kebakaran terbesar kedua yang melanda objek vital nasional dan terminal BBM terpenting di Indonesia.
Berdasarkan data dari Command Center Damkar DKI Jakarta, kejadian kebakaran di Depo Pertamina Plumpang terjadi pada pukul 20.11 WIB dengan objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina.
Dibangun Sejak 1972
Depo Pertamina Plumpang sendiri dibangun pada 1972 di atas lahan seluas 48,352 hektare dan mulai dioperasikan pada 1974.
Produk minyak yang terdapat di Pertamina Depot Plumpang terdiri dari dua penggolongan bahan bakar yaitu, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK), di mana masing-masing golongan memiliki jenis sebagai berikut.
Produk BBM terdiri dari Premuim, Solar, dan Pertamina Bio Solar. Sedangkan, produk BBK terdiri dari Pertamax RON 92, Pertamax Plus RON 95, dan Bio Pertamax.
Thruput atau rata-rata penyaluran BBM dari Depo Plumpang mencapai 17.500 KL per hari terdiri dari 11.000 KL Premium, 4.300 KL Solar, 2.200 KL Pertamax dan 200 KL Pertamax Plus dan melayani 230 mobil tangki untuk konsumen SPBU/I/A, dan Industri di wilayah Propinsi DKI Jakarta & sekitarnya, antara lain Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Pasokan minyak yang ditimbun dan disalurkan oleh Depo Pertamina Plumpang berasal dari Pertamina Instalasi Tanjung Priok melalui pipa berdiameter 16” sepanjang 5 km yang dipendam dalam tanah dengan flow rate rata-rata 800 KL/jam.
Selain itu pasokan minyak juga berasal dari Kilang Unit Pengolahan VI Balongan (Terminal Transit Utama Balongan) melalui pipa berdiameter 16” sepanjang 221 KM dengan rata-rata flow rate 500KL/jam.
Pernah Meledak pada 2009
Depo Pertamina Plumpang Jakarta Utara sebelumnya pernah meledak pada 2009. Kejadian itu tejadi pukul 21.20 WIB. Api baru bisa dipadamkan pada Senin pagi, sekitar pukul 06.15 WIB.
Pertamina ketika itu mengatakan bahwa kebakaran tersebut telah menyebabkan kerugian hingga sekitar Rp17 miliar. Sementara korban jiwa akibat insiden itu berjumlah satu orang, yakni petugas keamanan di fasilitas tersebut.