bakabar.com, BANJARMASIN – Khawatir terpapar paham radikal, PC IPNU Balangan bersama Kesebangpol pemerintah kabupaten setempat menggelar diskusi peningkatan wawasan kebangsaan di Aula Kecamatan Paringin Selatan, Kamis (21/11).
Dalam diskusi mengambil tema Generasi Milennial Banua Sanggan Yang Cerdas Sebagai Persatuan Bangsa di Kabupatengan Balangan Dengan Menjaga 4 Pilar Kebangsaan tersebut dihadiri dari berbagai kalangan. Mulai dari unsur pelajar, tokoh pemuda, agama dan hingga tokoh masyarakat.
Acara ini dibuka oleh Sekretaris Kesbangpol Balangan Lumanul Hakim S Sos, MM. Dalam sambutannya dia mengatakan, sebagai pelajar terpelajar sudah seharusnya paham dengan ideologi negara, yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
“Kurangnya pemahaman 4 pilar Kebangsaan terhadap pelajar dapat menyebab terbentuknya paham radikal yang sangat membahayakan negara. Misalnya banyak kasus bom bunuh diri yang terjadi,” ujarnya.
Sementara itu, sebagai narasumber, Pabung Kodim 1001 Amuntai M Khairul mengingatkan bahwa menjaga bangsa dan negara merupakan kewajiban.
“Bagi kita yang tinggal di negara ini, jangan sampai rasa cinta kita terhadap negara ini luntur oleh oknum-oknum yang ingin membuat perpecaha,” katanya.
“Jangan sampai semangat kita untuk mewujudkan cita-cita pendahulu untuk tetap selalu menjaga dalam persatuan bangsa ini, jangan sampai ikut terjerumus oleh doktrin-doktrin oknum yang ingin memecah belah bangsa ini,” lanjutnya.
Sementara itu Sekretaris PW IPNU Kalsel M Sahlani yang juga ditunjuk jadi narasumber, mengutip fatwa dari pendiri NU alm KH Hasyim Asy’ari (Pendiri NU) yakni Hubbul Wathon Minal Iman.
“Cinta Tanah air sebagian dari iman, melalui fatwa inilah yang membuat para ulama dan santri bahkan masyarakat pada saat itu mati-matian menjaga bangsa ini dari serangan sekutu yang datang kembali ke Indonesia,” jelas Sahlani.
Menurutnya sangat penting bagi kaum muda saat ini mengingat, mengenang atau membaca sejarah perjuangan bangsa.
Dia menambahkan, agar bertambah kuatnya rasa cinta pada bangsa ini maka harus meyakini ruh dari nasionalisme ini adalah sejarah.
Baca Juga:Tanggapan Kepala BNPT Soal Radikalisme di BUMN dan Polri
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin