bakabar.com, SAMPIT - Kecamatan Pulau Hanaut, salah satu wilayah yang terletak bagian Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, cukup sulit berkembang karena kondisi infrastruktur yang kurang memadai.
Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah kondisi geografis, karena Kecamatan tersebut terpisah oleh Sungai Mentaya.
Persoalan itu menjadi tekat kuat calon Bupati petahana Halikinnor bisa mewujudkan harapan masyarakat pulau hanaut dengan membangun infrastruktur di sana.
Pada kegiatan kampanye tatap muka dan bersilaturahmi di wilayah tersebut, Halikinnor menanggapi serta menampung aspirasi masyarakat setempat, Rabu (20/11/2024) sore.
Calon bupati nomor urut 1 tersebut menegaskan bahwa jika dirinya dipercaya kembali oleh masyarakat memimpin Kotim, salah satu program prioritas yang akan segera dikerjakan yakni pembangunan jalan penghubung di wilayah seberang dari Kecamatan Cempaga hingga desa paling ujung di Kecamatan Pulau Hanaut.
"Saya sudah berbicara dengan pemerintah provinsi, insya allah kalau tidak ada hal-hal yang mendesak anggaran sebesar Rp200 miliar sudah dialokasikan oleh pemerintah provinsi pada tahun 2025 mendatang," kata Halikinnor.
Dirinya menerangkan, jalan yang akan dibangun sepanjang 125 Kilometer yang melintasi 24 desa yang ada di Kecamatan Cempaga, Seranau dan Pulau Hanaut tersebut statusnya sudah jadi jalan provinsi, sehingga lebih memudahkan dalam mendapatkan anggaran pembangunan.
Tiga kecamatan tersebut sebenarnya sangat dekat dengan kota Sampit, sebagai pusat ibukota Kotim, namun pembangunannya cukup lamban karena terkendala akses jalan yang tidak memadai, ditambah letaknya berada seberang sungai mentaya.
"Rencananya pembangunan jalan ini tidak hanya di tiga kecamatan, namun juga dituntaskan hingga daerah Mendawai, Kabupaten Katingan. Bahkan kalau nanti ke depan entah tahun berapa itu nanti itu bisa menyusuri sampai ke Kalimantan Selatan. Jadi kalau mau ke Banjarmasin melewati jalan ini nanti bisa memotong waktu kurang lebih 3 jam," terang Halikinnor.
Jika semua itu terwujud akan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat di wilayah seberang. Karena mobilitas akan berjalan baik, kendaraan besar seperti mobil dan angkutan lainnya bisa melintas yang tentunya lebih mempemudah pembangunan di sana.
Selain infrastruktur jalan, yang tidak kalah penting menjadi perhatian Halikinnor adalah kebutuhan listrik dan air bersih yang masih menjadi masalah utama.
"Ini sudah diprogramkan juga oleh PLN waktu saya masih aktif sebagai Bupati sudah ada laporan. PLN akan memasang tiang SUTET-nya itu Lewat Pulau Lepeh, nanti ada empat tiang di situ," jelasnya
"Dengan begitu, aliran listrik untuk Kecamatan Pulau Hanaut akan diambil dari seberang sana, tidak lagi melewati hutan yang sering mengalami gangguan akibat angin atau faktor lain. Ini akan mengurangi pemadaman listrik dan meningkatkan daya listrik di wilayah ini. Semoga rencana ini segera terwujud," sambungnya.
Selain listrik, Halikinnor juga berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah air bersih di Pulau Hanaut. Karena wilayah ini memiliki angka stunting yang cukup tinggi, salah satu faktornya adalah ketiadaan air bersih.
"Ke depan, kita akan mencari tahu apakah lebih efektif menyalurkan air bersih dari Sampit melalui pipa atau mencari sumber air di wilayah ini yang bisa digunakan sebagai bahan baku PDAM. Ini merupakan kebutuhan mendesak masyarakat dan kita akan berusaha mewujudkannya segera. Harapan kita, Pulau Hanaut dan Seranau akan menjadi bagian yang terintegrasi dengan Kota Sampit dan tidak lagi terasa jauh," demikian Halikinnor.