Pameran Seni Rupa

Melihat Pameran Ngudi Saras, Kebangkitan Para Perupa setelah Usai Pandemi

Kebangkitan para seniman tersebut dituangkan dalam pameran seni rupa Ngudi Saras.

Featured-Image
Pameran Ngudi Saras Magelang (Apahabar.com/Arimbihp

bakabar.com, MAGELANG - Geliat berkesenian di masa pasca pandemi perlahan mulai bangkit. Para seniman yang sempat harus 'tidur panjang' selama masa pandemi kini kembali unjuk gigi menampilkan karya-karyanya.

Kebangkitan para seniman tersebut dituangkan dalam pameran seni rupa Ngudi Saras. Pameran itu digelar di RM Omah Mami, Komplek Parkir Taman Kyai Langgeng Kota Magelang tanggal 27 September hingga 3 Oktober 2023.

"Ngudi Saras, artinya sembuh dari sakit, seperti halnya kita semua "sembuh" dari pandemi Covid-19," kata perupa yang juga menampilkan karyanya pada pameran Ngudi saras, I Made Arya Dwita Dedok, Jumat (29/9).

Lebih lanjut, Dedok menuturkan, ada 6 perupa asal Magelang yang menampillkan karyanya di Pameran Ngudi Saras.

Pameran Ngudi Saras di Kyai Langgeng Magelang (Apahabar.com/Arimbihp)
Pameran Ngudi Saras di Kyai Langgeng Magelang (Apahabar.com/Arimbihp)

Adapun 6 perupa tersebut yakni  Arif Sulaiman, Grace Tjondronimpuno, I Made Dwita Arya Dedok, Kristanto Kwik, Sodick Ardany, dan Wahudi Magentara.

"Mereka memamerkan karya masing-masing dengan ragam aliran yang berbeda. Tidak hanya lukisan, tetapi juga ada patung dan instalasi," ujar Dedok menjelaskan.

Menurut Dedok, Ngudi Saras dalam bahasa Jawa juga bisa dimaknai sebagai upaya dan daya manusia dalam mencari penyembuhan. 

"Bukan hanya luka fisik, tetapi juga masalah yang seringkali menghantui hidup dan kehidupannya,” imbuh Dedok.

Hal senada juga disampaikan Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang (DKKM) Muhammad Nafi.

"Karya seni bisa bisa menjadi jalan penyembuhan yang juga berperan dalam pemulihan yang mendukung kesejahteraan mental yang lebih baik seperti pada pasca pandemi ini," tuturnya.

Selain itu, Nafi menilai, penyembuhan diri sangat penting untuk memperbaiki hal-hal yang belum terselesaikan.

"Dengan demikian, masyarakat khususnya warga Magelang diharapkanbisa berdamai dengan masa lalu, untuk hidup lebih baik di masa sekarang dan masa yang akan datang,” kata dia.

Sementara itu, seorang pengunjung asal Magelang, Nanik (25) menuturkan, pameran tersebut mengingatkannya pada struggle atau jatuh bangun masyarakat pada masa pandemi.

"Maka ini seperti flashback ya, tetapi juga ada gambaran kebahagiaan pada pasca pandemi," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner