bakabar.com, BANJARMASIN – Sempat gagap teknologi alias ‘gaptek’, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) asal Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), Dewi Indriani (52) kini mampu menguasai pasar digital.
Ya, Dewi Indriani merupakan owners “Talitha”, usaha yang bergerak di sektor kuliner.
Ia memulai usaha pada 2014 silam. Kala itu, ia hanya menjual produk mendoan.
“Pertama-tama saya membuka beberapa outlet dengan brand Mendoan Talitha,” ucap Dewi kepada bakabar.com, Sabtu (17/6).
Selain itu, ia juga kerap mengikuti expo dan bazar di seluruh daerah Kalsel.
“Kebetulan saya sering ikut expo dan bazar,” katanya.
Hal tersebut dilakukannya selama kurang lebih 3 tahun. Hingga ia memutuskan untuk memasarkan secara digital pada 2017.
“Awal-awal sempat gaptek, lalu saya mengikuti pelatihan digitalisasi sehingga mengetahui strategi pemasaran online,” ujarnya.
Bahkan, Dewi telah dinyatakan lulus pelatihan digital marketing oleh Balai Latihan Kerja LPK TIKOM.
“Alhamdulillah, saya dinyatakan lulus pelatihan digital marketing oleh LPK TIKOM,” ungkapnya.
Dengan menguasai pasar digital, ia pun menambah sejumlah produk baru. Di antaranya tepung bumbu mendoan, tepung bumbu crispy, tepung bumbu bakwan, sambal ramania, sambal limau kuit, sambal mangga, kecap limau kuit, kecap limau nipis, dan cemilan.
“Saat mempelajari pemasaran online, kita mendapatkan ilmu baru sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Dengan sistem digital, kita bisa memperluas pemasaran penjualan produk,” jelasnya.
Kini, ia memasarkan produk melalui sejumlah platform digital seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Termasuk GoFood dan GrabFood.
“Kalau marketplace saya pasarkan di Shopee, Tokopedia dan Blibli,” sebutnya.
Sedangkan offline, ia sudah memasok ke sejumlah minimarket dan toko souvenir.
Di antaranya Toko Andalas Banjarmasin, Minimarket Glow Banjarmasin, Gerai Sarinah Bandara Syamsuddin Noor, Minimarket Pinus, Minimarket Az Zahra, dan Galeri Dekranasda Mess L Banjarbaru.
“Kalau secara offline sudah terjual di Kalsel. Sedangkan online terjual di Kaltim, Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jakarta,” bebernya.
“Biasanya mampu menjual 500-1.000 pcs per bulan,” lanjutnya.
Sementara itu, Koordinator Pemasaran Koperasi Usaha Kreatif Banjarbaru, Retno Esty mengungkapkan jika Talitha merupakan anggotanya.
Selama ini, pihaknya membantu pemasaran secara offline dan online.
Salah satunya bekerja sama dengan Rumah BUMN Banjar milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).
“Juga dipasarkan melalui Instagram resmi koperasi," ujarnya.
Di sisi lain, Regional Mikro Banking Head BRI RO Banjarmasin, Azmi Khalid mengatakan pihaknya bukan hanya memiliki tanggung jawab dari sisi bisnis, namun juga sosial.
Salah satunya dengan membangun dan membina klaster usaha.
“Seperti klaster usaha jeruk, sasirangan, purun, perikanan, peternakan dan lain-lain,” sebutnya, belum lama tadi.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pembinaan terhadap UMKM.
Misalnya memberikan bimbingan langsung, serta pelatihan baik terkait manajemen usaha hingga pemasaran.
"Kami juga mengikutsertakan pelaku UMKM di berbagai event, bahkan sampai dikirim ke Jakarta," tutupnya.