Wisata Religi

Masjid Agung Payaman dan Pondok Sepuh Magelang, Wisata Religi Sejak Masa Kolonial

Masjid Agung Payaman didirikan Kiai Siradj atau Romo Agung pada 1937 di masa pemerintahan kolonial

Featured-Image
Masjid Payaman saat pertama didirikan (Dok. Perpusnas RI)

Apahabar.com, MAGELANG - Magelang adalah daerah yang memiliki berbagai peninggalan sejarah. Mulai dari masa kolonial hingga pasca kemerdekaan, menyisakan banyak bukti sejarah yang hingga kini masih terawat bahkan menjadi lokasi wisata.

Salah satu yang menjadi bukti sejarah sekaligus wisata religi yang legendaris di Magelang adalah Masjid Payaman.

"Menurut cerita masyarakat dan catatan sejarahnya, Masjid Agung Payaman didirikan Kiai Siradj atau Romo Agung pada 1937 di masa pemerintahan kolonial," kata seorang santri, Zaenudin, Sabtu (4/11).

Semasa hidupnya, Kiai Siradj dikenal sebagai ulama karismatik yang berpengaruh di masyarakat.

Masjid Agung Payaman Magelang nampak samping (Apahabar.com/Arimbihp)
Masjid Agung Payaman Magelang nampak samping (Apahabar.com/Arimbihp)

Kiai Siradj juga dikenal sebagai ahli Thariqah dan teman seperguruan pendiri NU, Hadratusyyekh KH Hasyim Asy’ari saat menimba ilmu di Makkah.

Namun, penamaan masjid tersebut tidak menggunakan idiom Arab, melainkan merujuk pada nama daerah didirikannya yakni Desa Payaman.

Desa Payaman terletak di sebelah utara Kota Magelang, masuk wilayah Kecamatan Secang Kabupaten Magelang.

Daerah tersebut memang tak terlalu besar, namun kondang akan religiusitas masyarakat dan kemakmurannya.

Keunikan Masjid

Mesjid yang dirancang KH Siradj dan Muis itu mampu menampung 600 jemaah dan peresmiannya dihadiri Bupati Danusugondo serta Asisten Resident Mr Quartero.

Uniknya, Masjid Payaman memiliki kamar-kamar kecil khusus lansia yang hendak mengikuti pengajian dan beribadah.

Pesantren sepuh Payaman (Apahabar.com/Arimbihp)
Pesantren sepuh Payaman (Apahabar.com/Arimbihp)

"Biasanya pengajian dan pesantrennya saat bulan Ramadhan, ada ratusan lansia yang ikut, mereka diantar anak atau saudaranya," kata Zaenal.

Para lansia tersebut mengaji dari awal sampai tanggal 20 Ramadhan sejak sebelum shalat dhuhur.

Oleh karenanya, Masjid Payaman juga dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Pondok Sepuh.

Selain untuk beribadah dan dzikir, masyarakat juga banyak yang datang untuk berziarah dan wisata religi.

Komplek Pemakaman di kawasan Masjid Agung Payaman (Apahabar.com/Arimbihp)
Komplek Pemakaman di kawasan Masjid Agung Payaman (Apahabar.com/Arimbihp)

Sebab, di kawasan Masjid Payaman juga terdapat makam Danuningrat I, Bupati kadipaten Magelang yang pertama dan makam sang pendiri masjid, Mbah Siradj.

"Biasanya semakin ramai saat hari libur dan masa Ramadhan, bisa sampai penuh pengunjung," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner