bakabar.com, BARABAI – Lebih dari 12 jam berlalu, identitas mayat yang ditemukan di Desa Jamil RT 04 Kecamatan Labuan Amas Selatan, Hulu Sungai Tengah, masih menjadi misteri.
Mayat yang tergantung di pohon ramania itu pertama kali ditemukan warga sekitar bernama Saman, Minggu (10/1), sekitar pukul 17.30 Wita.
Di bawah guyuran hujan, Saman yang baru pulang dari sawah, tidak mengira kalau sedang berdiri di sekitar sesosok mayat. Bahkan kepala mayat yang sudah terpisah dari badan, sempat dikira batok kelapa.
Setelah Saman memberanikan diri untuk memeriksa, terlihat bagian tubuh mayat itu tergeletak di bawah pohon penuh dengan belatung.
Seketika keheningan Desa Jamil berubah menjadi gaduh. Sekalipun jalan menuju lokasi penemuan mayat berada di tengah persawahan, warga tetap datang bergerombol.
Tampak mayat masih menggunakan pakaian utuh. Berbaju kaus coklat, jeans warna biru dan bersepatu kets hitam berlis putih.
Sekitar pukul 20.30, hujan mulai reda. Inafis dan Satreskrim Polres HST bersama Polsek Labuan Amas Selatan sudah berada di lokasi untuk melakukan identifikasi.
Dari hasil olah tempat kejadian, polisi menemukan dua identitas berbeda dalam dompet yang terselip di kantong belakang celana jeans mayat tersebut.
Ditemukan KTP atas nama JMS (73), kelahiran Desa Jamil RT O4. Kemudian fotokopi kartu pelajar atas nama MZK. Dari kartu pelajar itu, MZK lahir di Tamban, Barito Kuala.
Berdasarkan keterangan warga setempat, MZK merupakan anak JMS. Sementara JMS sendiri masih menetap di Jamil RT 4.
Warga pub menduga mayat tersebut adalah MZK yang diketahui telah meninggalkan desa Jamil selama berhari-hari.
“MZK terakhir kali terlihat 30 Desember 2021. Kabarnya ia akan berangkat ke Samarinda untuk merayakan tahun baru. Namun sampai sekarang tidak memberi kabar,” papar Zainuddin, salah seorang warga.
Meski demikian, polisi belum berani mengambil kesimpulan. Masih dilakukan serangkaian pemeriksaan guna memastikan mayat tersebut adalah MZK.
“Masih kami telusuri,” jawab Kasat Reskrim Polres HST, AKP Dani Silistiono yang turun langsung menyelidiki penemuan mayat tersebut.
Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mengavakuasi sosok mayat itu. Bahkan petugas harus memanjat pohon demi menurunkan tengkorak yang masih terjerat tali.
Tidak lama setelah proses evakuasi selesai, hujan kembali mengguyur sekitar lokasi kejadian hingga pukul 23.00.
“Mayat sudah dievakuasi ke Rumah Sakit H Damanhuri untuk tindakan selanjutnya,” pungkas Kapolsek Labuan Amas Selatan Iptu Nafrizal.