Marak Kasus Bunuh Diri di Kalsel, Begini Respons Psikolog dan MUI

Belakangan marak terjadi kasus bunuh diri di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Featured-Image
Seorang pria ditemukan tewas tergantung diduga bunuh diri di Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Sabtu (6/5). Foto: Relawan Banjarbaru

bakabar.com, BANJARBARU - Belakangan marak terjadi kasus bunuh diri di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Teranyar, seorang pria ditemukan tewas tergantung diduga bunuh diri di Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Sabtu (6/5/2023).

Menanggapi hal itu, Psikolog Kalsel, Sukma Noor Akbar M.Psi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang nekat memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Antara lain lantaran gangguan mental, pengaruh alkohol atau obat-obatan terlarang lainnya.

Ketika memutuskan untuk bunuh diri kata dia, seseorang bisanya memiliki permasalahan.

"Baik dari aspek biologis, psikologis dan sosial kultural yang terakumulasi dalam bentuk stressor," kata Sukma menjabat Koordinator Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran ULM kepada bakabar.com, Sabtu siang.

"Mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri dan menangani permasalahan tersebut," imbuhnya.

Kemudian masalah keluarga, ekonomi dan tekanan lain hingga stres di pekerjaan juga bisa menjadi faktor mudahnya seseorang mengakhiri hidup.

Setiap individu memiliki kapasitas berbeda dalam menghadapi stres. Stres berat yang tidak tertangani dengan baik, dan semakin menumpuk akan mengakibatkan seseorang menjadi putus asa.

"Kalau dalam istilah psikologisnya mengalami gangguan mood yaitu perasaan hati yang menurun atau yang dinamakan gangguan depresi," bebernya.

Hal ini sangat erat dengan keinginan mengakhiri hidup atau bunuh diri. Pada individu dengan gangguan depresi disebabkan oleh tekanan di sekitar, dan merasa gagal karena tidak mencapai yang diinginkan.

Atau ujar Sukma, mendapat pengalaman negatif lainnya seperti perceraian, kematian, ekonomi, bullying, masalah dengan keluarga, kehilangan pekerjaan maupun permasalahan lainnya.

Seseorang yang mengalami depresi. biasanya banyak diam, tidak nafsu makan, susah konsentrasi, sering menyendiri, badan selalu lelah, kurang semangat dan sakit kepala berkepanjangan.

"Kondisi ini akan memengaruhi aktivitas sosial dan pekerjaannya," tukasnya.

Sukma menyarankan, ketika menemukan seseorang dengan ciri-ciri tersebut, maka harus lebih merespon dengan memberikan perhatian dan memberikan dukungan.

"Supaya mentalnya menjadi lebih kuat dalam menghadapi cobaan hidup," tandasnya.

Di sisi lain, mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri merupakan kegiatan haram dalam Islam.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalsel, KH Hafiz Anshari.

Hafiz menjelaskan, bunuh diri tidak dibenarkan dalam ajaran Islam lantaran menyalahi kodrat dari Sang Pencipta.

Dari itu, jika mengalami permasalahan, Hafiz mengimbau umat muslim agar selalu mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla dengan selalu berzikir.

"Perbanyak zikir serta selawat. Insyaallah akan dikuatkan hati dan selalu berpikiran positif," tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner