bakabar.com, BANJARMASIN - Kepergiaan H Ismairi untuk selama-lamanya, tak urung membuat dua mantan kiper Barito Putera syok.
Ismairi meninggal dunia dalam usia 57 tahun, Rabu (19/4). Salah seorang kiper yang populer di mata Barito Mania ini, meninggal dunia di kediamannya di Landasan Ulin, Banjarbaru, sekitar pukul 07.00 Wita.
Kiper era 1990 yang sekaligus pelatih kiper Barito Putera dalam periode 2012 hingga 2019 tersebut, diduga meninggal akibat serangan jantung.
Kepergian Ismairi sontak mengejutkan beberapa kiper yang pernah dididik pria kelahiran Bengkulu, 3 April 1966, tersebut.
Diketahui tangan dingin Ismairi telah melahirkan beberapa kiper utama Barito. Salah seorang yang cukup lama dididik Ismairi adalah Adhitya Harlan.
Adhitya Harlan memperkuat Barito sejak 2012 hingga 2022, sebelum kemudian dipinjamkan ke Persita Tangerang di awal 2023.
Baca Juga: Kiper Legendaris Barito Putera Ismairi Meninggal Dunia, Sahabat Mengenang Keceriannya
Kemudian terdapat beberapa kiper yang wara-wiri di Liga 1 seperti Muhammad Riyandi, Joko Ribowo, Shahar Ginanjar, dan Dian Agus Prasetyo.
Sementara kiper asing yang pernah ditangani Ismairi adalah Yoo Jae-hoon. Pria asal Korea Selatan ini sekarang menjadi asisten pelatih Shin Tae-yong di Timnas Indonesia.
"Tentu saya syok mendengar kabar tersebut dan masih belum percaya. Apalagi sebelum puasa, kami sempat berkomunikasi," papar Adhitya Harlan.
"Saya sedih karena hubungan kami sudah seperti anak dan bapak. Sayang sekali saya tidak bisa datang melayat ke Banjarmasin," imbuhnya.
Meski bertongkrongan keras, Adhitya Harlan mengenal Ismairi sebagai sosok humoris. Namun kalau sedang berlatih, semua kiper tetap dituntut melakukan yang terbaik.
"Beliau kerap bercanda dan akrab dengan semua pemain, tetapi bisa serius juga. Banyak pengetahuan selama saya dilatih beliuau. Terlebih beliau pula yang membawa saya ke Barito," jelas Adhitya Harlan.
View this post on Instagram
Sementara Muhammad Riyandi yang sekarang memperkuat Persis Solo, juga sempat tak percaya seusai mendengar kabar kepergian Ismairi.
"Pertama kali dikabari Coach Yunan Helmi, saya sangat kaget. Sempat tidak percaya sampai bertanya-tanya kepada teman yang lain," jelas Riyandi.
Muhammad Riyandi lantas mengenang masa-masa dilatih Ismairi, termasuk ketika diberi kesempatan debut bersama Barito Putera di Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016.
Berkat permainan apik bersama Barito, Riyandi berhasil masuk Timnas Indonesia U-19 2016 asuhan Eduard Tjong.
Selanjutnya kiper berpostur 181 sentimeter tersebut terus dipanggil sebagai kiper Timnas Indonesia di semua kelompok umur, mulai dari U-18, U-19, hingga U-23.
"Semua sudah tahu bahwa saya pertama kali bermain sepak bola profesional di Barito Putera. Semuanya juga atas bimbingan Coach Ismairi," tutur Riyandi.
"Artinya beliau adalah salah seorang guru yang sangat berpengaruh terhadap karier saya. Dari pengetahuan yang diajarkan beliau, akhirnya saya bisa seperti sekarang," tambahnya.
Selain di lapangan, Riyandi juga menganggap Ismairi seperti orang tua sendiri. Terlebih di usia yang terbilang muda, Riyandi mesti jauh dari keluarga.
"Coach Ismairi sudah seperti bapak sendiri selama saya berada di Barito dan jauh dari keluarga. Namun kami terakhir bertemu tahun lalu, sehingga saya sangat kehilangan," lirih Riyandi.
"Banyak pesan beliau yang masih saya ingat. Salah satunya jangan besar kepala, selalu rendah hati dan tetap berlatih keras," pungkasnya.