bakabar.com, BANJARMASIN – Kabar duka tengah menyelimuti Barito Putera. Mantan pelatih Laskar Antasari musim kompetisi 2001-2002, Tumpak Uli Sihite tutup usia di umur 77 tahun akibat serangan jantung di Jakarta, Kamis (19/06/2019).
Kepergian Tumpak Sihite meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga besar Barito Putera. Salah satu yang merasa kehilangan adalah mantan anak asuhnya di Barito, Isnan Ali.
“Beliau sangat dekat dengat pemain, itulah yang membuat saya merasa sangat kehilangan. Beliau bukan saja sebagai pelatih, tapi sudah seperti orang tua bagi saya,” kata Isnan seperti dikutip bakabar.com dari laman resmi klub, Jumat (21/06/2019).
Momen paling berkesan bagi Isnan adalah saat dirinya ditunjuk sebagai kapten pada tahun 2001 lalu. Uniknya, pemilihan kapten saat itu menggunakan sistem vote, dan digagas langsung oleh almarhum Tumpak Sihite.
“Beliau menujuk saya sebagai kapten Barito putera pada saat itu. Beliau meminta voting dari semua pemain, dan mayoritas pemain memilih saya,” tambahnya.
Selama berada di bawah komando Tumpak Sihite, Barito mencatat prestasi gemilang lolos ke babak 8 besar Liga Indonesia. Isnan mengaku dirinya banyak menyerap ilmu dari almarhum Tumpak Sihite.
“Banyak hal yang diajarkan oleh beliau sebagai pelatih kala itu. Barito juga pada saat itu tidak pernah kalah di kandang, dan kami berhasil lolos ke babak 8 besar di yang digelar di Padang,” pungkas Isnan Ali.
Sekilas mengenai Tumpak, semasa menjadi pemain junior, ia turut membawa Indonesia menjadi juara Piala Asia Junior 1961. Dia pun bersinar kala membela PSMS, dengan meraih gelar Perserikatan pada 1967 dan 1971. Selain itu, PSMS juga menjadi juara Piala Suharto.
Sejak pensiun pada 1973, Tumpak kemudian melanjutkan karir di dunia sepakbola dengan menjadi pelatih. Dia pun sempat menangani klub-klub besar tanah air.
Beberapa di antaranya adalah PSDS Deli Serdang, PSPS Pekanbaru, PKT Bontang, PS Batam dan Persipura Jayapura. Tumpak juga pernah menjadi bagian dari staf pelatih tim nasional Indonesia.
Dia menjadi asisten pelatih Henk Wullems saat menangani timnas Indonesia di Sea Games 1997. Sayang, di tangah pelatih asal Belanda tersebut Tim Garuda hanya meraih medali perak, setelah kalah adu penalti lawan Thailand di final.
Baca Juga: Hadapi Barito, CEO Minta Kalteng Putra Wajib Menang di 17 Mei Banjarmasin
Baca Juga: Laskar Antasari Muda Ditempa di Ibu Kota
Baca Juga: Masih Tanpa Evan Dimas, Ini yang Jadi Fokus Jacksen
Baca Juga: Rafael Jalani Latihan Terpisah di Barito Putera
Reporter: Ahc10
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin