Borneo Hits

Lomba Drama Petilan Perjuangan Warnai RTH Museum Wasaka, Kobarkan Semangat Nasionalisme Generasi Muda

Ruang Terbuka Hijau (RTH) di samping Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) Banjarmasin bergemuruh oleh semangat juang yang terpancar dari para peserta Lomba Dram

Featured-Image
Lomba drama petilan perjuangan di Museum Wasaka. Foto: Diskominfo Kalsel

bakabar.com, BANJARMASIN - Ruang Terbuka Hijau (RTH) Museum Waja Sampai Kaputing (Wasaka) Banjarmasin bergemuruh oleh semangat juang yang terpancar dari para peserta Lomba Drama Petilan Perjuangan.

Berlangsung selama dua hari sejak 16 hingga 17 Mei 2025, lomba ini digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan. Salah satu tujuannya sebagai bentuk upaya menghidupkan kembali semangat nasionalisme di kalangan generasi muda.

Kegiatan ini diklaim bukan sekadar ajang lomba, melainkan sarana edukatif yang penuh makna. Lomba drama petilan perjuangan, yang mengangkat tema perjuangan kemerdekaan Kalimantan menjadi simbol bahwa meskipun dalam bentuk fragmen, pesan moral dan nilai sejarah tetap dapat disampaikan secara kuat dan mendalam.

"Sempga kegiatan ini mampu membangkitkan rasa cinta Tanah Air serta penghargaan terhadap jasa para pahlawan, khususnya di Kalimantan Selatan," harap Sekretaris Disdikbud Kalsel, Hadeli Rosyadi

Pengenalan terhadap Museum Wasaka sebagai penjaga sejarah perjuangan daerah, terutama peristiwa bersejarah 17 Mei 1949 dianggap sangat penting.

Antusiasme peserta pada tahun ini meningkat tajam. Kepala Bidang Kebudayaan, Raudati Hildayati, mengungkapkan rasa syukurnya karena jumlah peserta meningkat dari tahun sebelumnya.

Tidak hanya komunitas umum tetapi juga mencakup siswa-siswa dari tingkat sekolah menengah.

Total ada 14 grup yang ikut serta dalam lomba ini, masing-masing berasal dari Banjarmasin, Banjarbaru, Tabalong, hingga Hulu Sungai Utara.

"Banyaknya peserta ini, menunjukkan bahwa semangat untuk mengenang perjuangan dan menampilkan sejarah melalui seni terus tumbuh," sahut Raudati.

Lomba ini menghadirkan tiga juri berkompeten, yakni M Syahril M Noor, Wajidi dan Budi Kurniawan. Mereka menilai dari berbagai aspek, termasuk artistik, teaterikal, sejarah dan jurnalistik.

Editor


Komentar
Banner
Banner